Singaraja, DPC Banteng Muda Indonesia (BMI) Kabupaten Buleleng memiliki program pemberdayaan wong cilik yang langsung dilakukan dengan menyasar sejumlah pengurus ranting Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) melalui pembentukan kelompok ternak yang sudah dilakukan sejak dua tahun lalu, bahkan bersama pengurus BMI Buleleng mengunjungi kelompok ternak dan sekaligus melakukan diskusi dalam upaya pengembangan.
Salah satunya adalah Kelompok Ternak Banteng Muda yang didatangi langsung, Minggu 4 Agustus 2024 oleh Ketua DPC BMI Buleleng, DR. dr. Ketut Putra Sedana,Sp., OG., di Banjar Paketan, Kelurahan Paket Agung Kecamatan Buleleng. Kelompok Ternak Banteng Muda ini dipercayakan pengelolahannya kepada Komang Beny Wiriawan, Sektretaris Ranting PDIP Kelurahan Banjar Tegal.
Kehadiran Putra Sedana yang akrab disapa Dokter Caput bersama sejumlah pengurus BMI Buleleng disambut meriah anggota kelompok ternak bersama sejumlah pengurus Ranting-Ranting PDIP se-Kecamatan Buleleng.
“Ini memang salah satu program yang bisa ujung-ujungnya adalah mensejahterakan anggotanya adalah dengan pemberdayaan, salah satu contohnya adalah pemberdayaan sektor peternakan ini, yang kita bina sampai saat ini sudah bisa dilihat hasilnya. Ini dari awal dari ngobrol, cerita-cerita sama teman-teman di Ranting dan inilah yang kita lakukan,” papar Caput.
Dokter Caput menceritakan bahwa keinginannya melakukan pemberdayaan Ranting-Ranting dengan membentuk Kelompok Ternak Banteng Muda itu berawal dari keprihatinannya terhadap kehidupan sejumlah pengurus Ranting PDIP.
“Kita tahu salah satu teman Ranting Pak Beny bagaimana kehidupannya dia dulu, karena tidak ada pekerjaan, mereka di Ranting, otomatis tertekan, stress sehingga mengambil, boleh dikatakan pekerjaan-pekerjaan yang tidak jelas. Dan dengan kita rangkul dengan konsep pemberdayaan ini sampai saat ini berkembang luar biasa. Untuk diketahui, peternakan ini dulunya hanya lima, sekarang sudah bertambah-bertambah, sudah terjual, dan sekarang 32. Kita pun akan terus kembangkan di areal belakang ini akan tambah lagi dengan peternakan yang sama,” ungkap Dokter Caput.
Wakil Ketua DPC PDIP Buleleng ini juga menyebutkan, ternak kambing memberikan nilai ekonomi yang luar biasa. Mulai kotoran hingga kambing sendiri menghasilkan uang. “Kalau dari sisi konsep pemberdayaan, ini baru ternaknya, dari kotoran kambing kita tahu memiliki nilai nutrisi untuk pupuk organik luar biasa. Dari penjualan kotoran saja, sudah menghasilkan Rp 32 juta, Ini nyata-nyata bisa mengangkat kesejahteraan menjadikan mereka mandiri dari sisi ekonomi. Inilah harapan kita bersama. Ini bisa dikembang disemua tempat, tidak saja di peternakan, juga di pertanian, juga di nelayan. Otomatis sampai di harapan kita semua yaitu masyarakat sejahtera,” ungkap Caput.
Pada bagian lain, dokter Caput mengibaratkan pemberdayaan pada organisasi politik seperti sebatang pohon yang memiliki akar banyak sehingga memerlukan perhatian, “Ibarat sebuah pohon, supaya bisa menghasilkan buah yang manis, supaya bisa sebagai peneduh kita, kuncinya adalah perhatiannya di akar, akarlah yang harus diperhatikan, akarlah yang harus selalu dipupuk, akarlah yang harus disirami. Konsep pemberdayaan ini seperti itu sehingga pohon ini menjadi kuat, tumbuh bagus, sehat dan menghasilkan buah yang manis dan jadi peneduh untuk orang-orang di sekitarnya,” tegasnya.
Komang Beny Wiriawan, Sekretaris Ranting Banjar Tegal yang dipercaya mengelola ternak kambing itu mengucapkan terima kasih kepada Dokter Caput yang telah memberi kesempatan menata kembali hidupnya dan ekonomi keluarganya. “Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Dokter atas inisiatif dan pemikiran beliau sehingga saya dan beberapa rekan menjadi seperti ini, mempunyai kehidupan yang normal,” ucapnya dengan nada haru.
Beny Wiriawan juga bercerita tentang awal mulanya dirinya dipercaya mengurus kelompok ternak milik BMI Buleleng dengan memanfaatkan lahan milik dokter Caput dengan mengembangkan dan memelihara kambing.
“Itu awalnya dari keluh kesah di Ranting. Karena hanya insentif saja dikasih, itupun pertahun, sedangkan banyak Ranting-Ranting yang tidak punya pekerjaan tetap. Jadi oleh Pak Dokter tanahnya dekat dengan rumah saya, ngobrol-ngobrol apa yang bisa dikembangkan disini. Akhirnya saya usulkan kambing. Dari sanalah timbul ingin bekerja, dicoba dulu dengan dikasih lima ekor kambing betina dan 1 ekor kambung jantan, setelah satu tahun kok menghasilkan, enak. Artinya tyang juga berubah tidak keluyuran, ada pekerjaan, ada hasil. Dan sekarang sudah 32 dan dengan limbah saja sudah mencukupi untuk beli rokoklah istilahnya ya,” tutur Beny.
Program pemberdayaan wong cilik yang digagas BMI Buleleng nantinya akan terus dikembangkan dengan menyasar semua bidang perekonomian di masyarakat yang tentunya akan mampu memberikan perkembangan ekonomi masyarakat secara tidak langsung.|TIM
Editor : Made Suartha
Discussion about this post