Singaraja, Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng mengidentifikasi 3.868 kasus HIV/AIDS hingga awal Oktober 2024 dan penyebab terbesar penyebaran HIV/AIDS di Bali Utara ini disebabkan seks bebas, utamanya heteroseksual disusul homoseksual dan biseksual. Dari temuan kasus HIV/AIDS dari awal di Buleleng itu tercatat ada 2.942 kasus HIV dan 926 kasus AIDS.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng dr. Putu Arya Nugraha, Minggu 1 Desember 2024 menyebutkan, upaya penanganan terus dilakukan pihak-pihak terkait utamanya pelayanan pada puskesmas dan rumah sakit termasuk juga melibatkan pihak ketiga didalam melakukan sosialisasi.
“Untuk ODHIV on arival di faskes PDP sampai dengan oktober 2024 berjumlah 1.435 orang. Pelayanan diberikan pada faskes puskesmas dan juga di RSUD Buleleng melalui poliklinik VCT,” ungkap dr. Arya Nugraha.
Arya Nugraha menyebutkan, HIV adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit.
“HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS yang merupakan stadium akhir dari infeksi HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya. Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI. Perlu diketahui, HIV tidak menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik,” beber Direktur RSUD Buleleng.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng hingga tahun 2024, situasi kasus HIV/AIDS di Kabupaten Buleleng dari tahun 2000 hingga 2024 cenderung mengalami penurunan dengan puncak peningkatan di tahun 2014 yang mencapai 340 kasus HIV/AIDS.
Kabupaten Buleleng dengan jumlah kasus HIV/AIDS mencapai 3.868 kasus berada di peringkat ke III setelah Kota Denpasar dengan 16.216 kasus dan Kabupaten Badung dengan 4.562 kasus.
HIV adalah penyakit seumur hidup. Dengan kata lain, virus HIV akan menetap di dalam tubuh penderita seumur hidupnya. Meski belum ada metode pengobatan untuk mengatasi HIV, tetapi ada obat yang bisa memperlambat perkembangan penyakit ini dan dapat meningkatkan harapan hidup penderita. |TIM
Editor : Made Suartha
Discussion about this post