Penanganan laporan dugaan aksi pemukulan terhadap Dandim Buleleng, Letkol Inf Muhammad Windra, masih terus bergulir di Unit I Satreskrim Polres Buleleng, penyidik Satreskrim Polres Buleleng bakal memeriksa 2 orang saksi yakni Perbekel Desa Sidetapa dan satu anggota DPRD Buleleng asal dari Desa Sidetapa.
Singaraja, Proses pemeriksaan untuk dimintai keterangan sebagai saksi urung dilakukan, lantaran Ketut Budiasa selaku Kepala desa Sidetapa sedang menjalani isolasi terpusat (isoter) karena positif Covid-19. Sedangkan, anggota DPRD Buleleng berasal dari Desa Sidetapa yakni Gede Arta Wijaya sedang berada diluar daerah.
Kapolres Buleleng, AKBP Andrian Pramudianto mengatakan, rencana proses pemeriksaan dua orang saksi yakni Perbekel desa Sidetapa dan anggota DPRD Buleleng, akan dijadwalkan ulang kembali lantaran mereka belum bisa menghadiri panggilan polisi untuk dimintai keterangan sebagai saksi.
“Kepala Desa masih isoter, anggota Dewan Kabupaten sekarang masih di Gianyar. Mungkin dijadwalkan kembali, (anggota Dewan Buleleng) hari Senin mungkin datang kesini. Kalau Kepala Desa sudah sembuh, nanti tergantung bersangkutan datang kesini,” kata AKBP Andrian, pada Jumat 3 September 2021.
Selain pemeriksaan dua orang saksi dari desa Sidetapa, polisi juga memeriksa 3 orang anggota Polsek Banjar untuk dimintai keterangan seputar insiden kericuhan saat kegiatan rapid test di desa Sidetapa yang berujung pemukulan Dandim Buleleng.
Saat ini, total ada 12 orang saksi sudah dimintai keterangan, yakni dari Polsek Banjar ada 3 orang, 5 orang warga Sidetapa yang terlibat insiden, dan dari Kodim 1609/Buleleng ada 4 orang. “Hasilnya nanti, masih berkembang. Masih (pemeriksaan) saksi. Nanti kami periksa juga bukti video viral, perlu saksi ahli,” ujar AKBP Andrian.
Jika diperlukan, penyidik juga akan memintai keterangan Letkol Inf Windra selaku Dandim Buleleng dan pihak pelapor, dalam proses penyelidikan. “Lihat hasilnya nanti (pemanggilan Dandim dimintai keterangan). Kalau memang perlu saksi tambahan, kami panggil juga,” tandas Andrian.
Sekedar diketahui, sejauh ini proses penanganan kasus tersebut masih dalam penyelidikan, dengan masih menggali keterangan beberapa orang saksi yang berada di lokasi kejadian ketika terjadinya insiden kericuhan antara oknum TNI dan warga ketika kegiatan rapid test di Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar. (FAL)
Discussion about this post