Singaraja, Galungan memiliki hakekat merayakan menangnya dharma melawan adharma, galungan juga merupakan Pawedalan Jagat atau Oton Gumi, dimana umat Hindu di Bali menghaturkan maha suksemaning idepnya ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi atas terciptanya dunia serta segala isinya. Pada hari itulah umat bersyukur atas karunia Ida Sanghyang Widhi Wasa yang telah berkenan menciptakan segala-galanya di dunia ini.
Sementara, Hari Raya Kuningan merupakan hari raya memperingati kebesaran Sang Hyang Widhi dalam wujud Sang Hyang Parama Wisesa. Sang Hyang Parama Wisesa adalah roh-roh suci serta pahlawan dharma yang berjasa membentuk akhlak manusia menjadi luhur.
“Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan, semoga dharma selalu menjadi penuntun meraih keharmonisan, kedamaian dan kesejahteraan dalam hidup,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, Made Astika, S.Pd., MM.
Galungan dan Kuningan sebagai hari yang diperingati oleh umat Hindu untuk menyatukan kekuatan rohani supaya mendapat pikiran dan pendirian yang tenang serta memohon keselamatan, perlindungan, dan tuntunan lahir batin kepada Dewa, Bhatara, dan para Pitara.
Galungan diambil dari bahasa Jawa Kuno yang artinya bertarung, disebut juga ‘dungulan’ yang artinya menang, sementara Kuningan sering disebut Tumpek Kuningan. Kuning dalam kata Kuningan memiliki arti berwarna kuning dan wuku yang ke 12. |TIM
Editor : Made Suartha
Discussion about this post