Singaraja, Bali kembali diguncang gempabumi tektonik dengan kekuatan M=4,8 pada Sabtu 21 September 2024 sekitar pukul 07.26 wita dengan episenter terletak pada koordinat 8,57° LS; 115,32° BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 3 km barat daya Gianyar, Bali pada kedalaman 22 KM.
Sebelumnya, tepat dua pekan lalu, Sabtu 7 September 2024, Bali juga diguncang gempabumi M=4,9 dengan pusat gempa berada di koordinat 8,52° LS; 115,35° BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 2 km timur laut Gianyar, Bali pada kedalaman 10 KM.
Kepala Balai Besar MKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, SE., S.Si., menyebutkan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif di darat. “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme sesar turun dengan kombinasi mendatar atau normal oblique,” papar Cahyo Nugroho dalam keterangan pers-nya.
Guncangan gempabumi tersebut dapat dirasakan di wilayah Gianyar, Badung, Denpasar, Tabanan, Karangasem dan Bangli termasuk Buleleng, Mataram dan Lombok Barat dan hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempabumi susulan atau aftershock.
“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan tsunami dengan sumber gempabumi tektonik menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” tegas Kepala BBMKG Denpasar, Cahyo Nugroho.
Langkah-langkah konsolidasi masih dilakukan pihak terkait dengan guncangan gempabumi tersebut danb memastikan dampak yang dihasilkan termasuk BBMKG Denpasar memberikan himbauan kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya. |TIM
Editor : Made Suartha
Discussion about this post