Tradisi ngejot menjelang lebaran masih tetap terjaga di tanah Bali, salah satunya warga muslim di Desa Tista Kecamatan Busungbiu masih selalu dan tetap menjaga tradisi yang telah turun temurun tersebut. Tradisi Ngejot juga menunjukan persaudaraan dan kebersamaan antar umat beragama.
Singaraja, Warga muslim di Desa Tista, Kecamatan Busungbiu, Buleleng setiap hari raya Idul Fitri tiba mempunyai tradisi persaudaraan antar umat beragama atau yang di kenal dengan ngejot, bahkan tradisi tersebut tetap terjaga dan lestari karena secara turun temurun tetap dilakukan.
Tradisi ngejot di lakukan oleh umat muslim satu hari menjelang hari raya idul fitri dengan mengunjugi rumah kerabat dan rumah tetangga dengan menghantarkan makanan ataupun berbagai hal yang berkaitan dengan hari raya tersebut, demikian juga umat hindu melakukan hal yang sama di Desa Tista, satu hari sebelum hari raya galungan tiba.
Gede Bowo Suteja, masyarakat Desa Tista mengatakan, tradisi ngejot telah di lakukan oleh kakek nenek nya, “tradisi ngejot sebagai bentuk silaturahmi antar umat beragama yang dilakukan terus menerus di Desa Tista,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan, Siti Aminah yang juga warga Desa Tista, dimana tradisi ngejot dilakukan oleh umat islam pada satu hari sebelum hari raya Idul Fitri dan umat hindu melakukan ngejot saat hari raya galungan.
“Sudah lama dilakukan dan sekarang kita yang melakukan, tradisi ini sudah sejak lama yang saya tahu dari kakek dan memek yang melakukan ini, saat idul fitri kita ngejot ke tetangga yang disini, demikian saat galungan, yang hindu ngejot ke kita, semoga terus terjaga silahturahmi ini,” papar Siti Aminah.
Tradisi ngejot sebagai bentuk menyame braya atau mempererat tali silaturahmi antar umat beragama di bali akan tetap terjaga dengan utuh, bahkan dibeberapa tempat tradisi ngejot itu juga telah diadopsi untuk mempereta persatuan dan kesatuan serta kebersamaan. (EMY)
Discussion about this post