Singaraja, Mengurai kekisruhan saat penutupan malam semarak berbangga yang dilaksanakan sebagai rangkaian kegiatan 420 tahun Kota Singaraja di Lapangan Bhuwana Patra Singaraja hingga menyebabkan batalnya para seniman legandaris untuk tampil kembali dibahas oleh para seniman Buleleng dalam kegiatan urun rembug.
Para seniman Buleleng itu akhirnya angkat bicara terhadap peristiwa batalnya tampil dari dua sekeha gong kebyar legendari Kabupaten Buleleng di Warung Pesor Beratan, Senin 1 April 2024 yang dikoordinir Gede Pande Satria Kusuma Yudha alias Olit dari Sanggar Dwi Mekar Banyuning.
Urun rembug yang diawali dengan membahas permasalahan yang terjadi saat penutupan malam semarak berbangga serta sikap Pemerintah Kabupaten Buleleng yang dianggap tidak menghargai karya legendaris hingga membentuk paguyuban menjadi topik pembicaraan para seniman.
Gede Pande Satria Kusuma Yudha alias Olit usai utun rembug itu mengatakan, aksi itu dilakukan secara spontan untuk Kembali menguatkan eksistensi kesenian daerah yang masih dipandang sebelah mata pihak-pihak tertentu termasuk memastikan kaidah-kaidah untuk tampil nantinya dalam setiap pementasan.
“Ini spontanitas, karena kebanyakan teman-teman sedikit gerah. Ini puncaknya apa yang jadi catatan hitam selama ini. Terdahulu sangat kelam, ini terupdate yang tidak bisa lagi di maafkan. Ini puncak kita lakukan pergerakan atau aksi reaksi untuk menjaga harkat martabat seniman di Kabupaten Buleleng,” tegas Olit.
Dalam pertemuan yang dilakukan itu juga disepakati untuk membentuk sebuah paguyuban “Paguyuban seniman ini, agar kita punya bargaining (nilai tawar) sehingga kita punya taraf selevel dengan even organizer nantinya mengurus pertunjukkan seni di Buleleng,” ujar Olit.
Sebagai Koordinator kegiatan yang dilakukan secara spontan itu, Olit juga menyayangkan sikap Pemerintah Kabupaten Buleleng meski telah melakukan klarifikasi dan meminta maaf secara sekala dan niskala namun tetap memberikan rasa kecewa.
“Rasa kecewa itu masih ada meski telah melakukan permintaan maaf dan juga ngaturang guru piduka. Seperti pepatah mengatakan, dimaafkan boleh di lupa jangan. Kedepan tidak boleh terulang lagi, harus ada ketegasan,” ujar Olit.
Dalam pertemuan itu juga disepakati akan mementaskan kesenian gong kebyar legendaris tersebut sebelum tampil di Pesta Kesenian Bali di Denpasar, dimana para seniman akan membuat pertunjukan gong kebyar mebarung antara Sekaa Gong Kebyar Eka Wakya Banjar Paketan, Kelurahan Paket Agung, Kecamatan Buleleng dengan sekaa gong legendaris Sekaa Gong Kebyar Jaya Kusuma Jagaraga, Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan. |THA
Editor : Made Suartha
Discussion about this post