Singaraja, Jagung gembal atau sorghum yang menjadi kebanggaan Buleleng terus dikembangan, bahkan Ketua Banteng Muda Indonesia (BMI) Kabupaten Buleleng, DR. dr. Ketut Putra Sedana, Sp. OG., yang akran dipanggil Dokter Caput mengenalkan budidaya shorgum itu kepada siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Bali Mandara.
Dalam sosialisasi yang dilakukan Dokter Caput bersama CV. Sari Sorghumyang melibatkangenerasi muda itu mengajak untuk membudidayakan sorgum sebagai pangan alternatif, pada Senin, 5 Desember 2022 di Auditorium SMKN Bali Mandara,dimana sorghum atau jagung gembal tersebut merupakan tanaman khas Buleleng yang digaungkan sebagai pangan alternatif pengganti gandum oleh Presiden Joko Widodo.
Dokter Caput yang hadir sebagai pembicara dalam sosialisasi pengembangan budidaya sorghum dan pemanfaatannya menjelaskan kegiatan yang dilakukan bersama CV Sorghum, sebagai pengembang sorghum di Bali sangat penting untuk mengajak menanam sorghum dan mengenalkan sejak dini.
“Sorghum ini dapat dibudidayakan sebagai pangan utama selain beras dan juga gandum sesuai dengan kontur lingkungan, sorghum mampu memberikan nilai tambah positif tidak hanya untuk gizi dan ketahanan pangan, tapi juga dalam sisi ekonomi,” ujar Caput.
Dokter spesialis kandungan itu juga berharap agar siswa SMKN Bali Mandara yang telah mendapatkan prestasi inovasi pemanfaatan limbah sorghum dapat terus berinovasi dengan memanfaatkan sorghum tersebut. “Budidaya sorghum juga termasuk dalam program pemerintah yakni ketahanan pangan,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan, Direktur CV. Sari Sorghum I Made Gina, dimana pemilihan SMKN Bali Mandara sebagai lokasi sosialisasi lantaran banyaknya prestasi serta adanya pusat bisnis di sekolah. Sehingga diharapkan mereka dapat bekerja sama di pilot project untuk membudidayakan serta belajar mengenai sorghum. “Siswa di sini sangat kreatif serta berprestasi, sehingga kami sangat tertarik untuk bekerja sama dalam budidaya sorghum,” sebutnya.
Salah satu siswa SMKN Bali Mandara, Gede Ari Valentino, mengaku tertarik membudidayakan sorghum sebagai bahan pangan selain beras, apalagi manfaatnya dapat dirasakan secara langsung. Valentino juga menyebutkan bahwa ia mendapatkan tambahan ilmu terkait dengan sorghum. “Setelah mendengar sosialisasi tadi, saya tertarik untuk menanam sorghum apalagi dengan manfaat yang ada,” ujar siswa kelas XI Teknik Otomotif itu.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMKN Bali Mandara, Gede Dedy Andika, menyambut baik adanya sosialisasi sorghum tersebut, apalagi pihaknya yang awam terhadap sorghum, membuat mereka mengetahui bentuk hingga manfaat dari tanaman yang digaungkan sebagai pengganti gandum itu. “Harapan kami dapat dibawa dan dikembangkan oleh anak-anak didik SMKN Bali Mandara ke lingkungan rumah masing-masing,” ujarnya.
Pada bagian lain Dedy Andika juga mengaku akan tetap berkomunikasi dengan CV. Sari Sorghum untuk mengembangkan inovasi sorgum agar semuanya dapat diolah dan berguna untuk masyarakat. “Minimal tidak ada lagi yang namanya limbah dan berguna untuk masyarakat,” lanjutnya lagi.
Untuk diketahui, sorghum memiliki potensi besar untuk dikembangkan di wilayah Kabupaten Buleleng. Konon sorghum pernah menjadi primadona di Bali Utara, terbukti dari sejarahnya nama Buleleng sendiri adalah nama lokal dari tanaman sorghum. Sampai saat masyarakat lokal pun masih mengenal sorghum sebagai tanaman “Buleleng” selain disebut juga sebagai tanaman jagung Gembal. (TIM)
Discussion about this post