Singaraja, Ketua Yayasan Bangun Sastra Dirgahayu Ambara Swari (YBS DAS) Gede Ngurah Ambara Putra bersama tim berkunjung ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng, kehadiran Ngurah Ambara tersebut untuk mensosialisasikan tentang Dharma Gita.
“Karena dibalik pelajaran Dharma Gita ini banyak sekali tertanan nilai seni budaya, dan pemahaman mengenai sastra Jawa Kuno maupun Bali Kuno. Maka itu, saya berharap agar Disdikpora Buleleng bisa memasukan Dharma Gita kedalam muatan lokal pendidikan dan ekstrakulikuler,” ungkap Yayasan Bangun Sastra Dirgahayu Ambara Swari (YBS DAS) Gede Ngurah Ambara Putra, Rabu 9 Nopember 2022.
Ambara Putra menyampaikan melalui Dharma Gita tersebut nanti bisa menjadi ruang dalam pelestarian seni budaya. Pemahaman Dharma Gita bisa dimulai dari siswa tingkat SD hingga SMP. “Karena Dharma Gita ini mengajarkan para siswa untuk bisa melantukan ayat-ayat suci lewat mekekidung atau mewirama,” bebernya.
Sekretaris Majelis Desa Adat (MDA) Wayan Susila yang turut dalam pertemuan itu menambahkan, Dharma Gita itu nantinya bisa dimasukan kedalam muatan lokal pendidikan atau ekstrakulikuler, terlebih lagi Gubernur Bali Wayan Koster sempat menyampaikan kalau pelestarian seni budaya musti terus dilestarikan, baik di wewidangan desa adat, masyarakat maupun di sekolah.
“Jika perlu dimasing-masing Kabupaten dan Kota di Bali ada pesraman yang nantinya bisa dijadikan pusat pelestarian seni budaya. Bahkan dari Gubernur Bali juga berharap agar pesraman hindu tersebut nantinya ada sekolah yang diperuntukan untuk para siswa dari tingkat Paud, TK, SD, SMP, SMK/SMA,” ujar Susila.
Pada bagian lain SekretarisMDA Buleleng Wayan Susila memberikan apresiasi, dimana MDA Kecamatan maupun dari Widyasabha Kecamatan sangat mendukung yang sudah dilakukan YBS DAS dengan gencar mensosialisasikan Darma Gita sebagai bagaian dari pelestarian seni budaya.
“Selain itu, YBS DAS juga mampu menggajak masyarakat, serta mengajak generasi muda untuk mau belajar tentang tentang pendalam sastra Jawa Kuno atau Bali Kuno melalui Dharma Gita yang disajikan lewat mekekidung atau mewirama,” imbuhnya.
Sementara, Kadisdikpora Buleleng Made Astika, menyebutkan, atas masukan dan usulan tersebut, dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI melalui Kurikulum Merdeka Belajar sudah terdapat muatan lokal seni budaya yang masuk dalam mata pelajaran daerah.
“Dharma Gita nanti masuknya bisa lewat muatan lokal pendidikan Agama Hindu atau pendidikan Bahasa Daerah (Bahasa Bali). Agar Dharma Gita bisa masuk kedalam muatan lokal pendidikan tentu perlu penambahan jam mata pelajaran,” ujar Astika.
Berkaiotan dengan pelaksanaan Pasraman, Kadisdikpora mengajak Kementerian Agama dan bersama Yayasan Bangun Sastra Dirgahayu Ambara Swari termasuk MDA Kecamatan Buleleng dan Widyasaba untuk melakukan pembicaraan atau pertemuan. (TIM)
Discussion about this post