Pencak silat yang merupakan seni bela diri tradisional nusantara dan sesuai dengan potensi yang dimiliki menjadi perhatian serius Desa Cempaga di Kecamatan Banjar Buleleng yang secara perlahan dan bertahap mulai menggarap dan membangkitkan seni bela diri pencak silat.
Singaraja, Dimotori Kepala Desa Cempaga, Putu Suarjaya, keberadaan seni bela diri pencak silat terus dikembangkan dan digaungkan di Bali Aga, terlebih lagi dengan potensi yang dimiliki anak muda di Kawasan Bali Aga yang meliputi, Sidatapa, Cempaga, Tigawasa dan Pedawa.
Momentum dalam pengembangan seni bela diri pencak silat tersebut disampaikan Kepala Desa Cempaga Suarjaya bertepatan dengan peresmian wantilan yang akan digunakan dalam pengembangan pencak silat dan dalam peresmian itu menampilkan atraksi seni bela diri pencak silat Panca Sona yang juga dihadiri para pesilat di Bali Aga.
“Itu pencak silat di Bali Aga tetap berkembang dari tahun ke tahun tetap dilakukan pelatihan, generasi muda tetap sangat giat untuk latihan termasuk sekarang ada wantilan untuk melakukan pelatihan dan mudah-mudahan dengan ada tempat ini akan menumbuhkan semangat dari anak muda untuk melakukan latihan pencak silat,” ungkap Kades Suarjaya, Senin (14/6/2021).
Kades Cempaga Suarjaya mengatakan, dukungan terhadap keberadaan seni bela diri pencak silat dari Pemerintah Desa akan terus diberikan dalam upaya mengali potensi generasi muda sehingga mampu mengembangkan potensi yang dimiliki dan mereaih prestasi di berbagai ajang kejuaraan, baik secara regional, nasional maupun internasional.
“Pencak silat di Desa Cempaga ini saya sangat mendukung dan mensupport karena itu adalah pewarisan tradisi yang sudah lama berkembang di Desa Cempaga yang nantinya kami dari Pemerintahan Desa akan membantu warga yang ada dalam kegiatan ini, sehingga dengan kegiatan pencak silat ini akan memberikan arah yang positif generasi muda untuk mengharumkan nama desa khususnya ajang pencak silat,”
Wayan Mudita yang berusia 83 tahun sebagai pelatih seni bela diri pencak silat di Desa Cempaga mengaku senang dengan bibit-bibit pesilat yang mulai tumbuh, bahkan dengan keberadaan sebuah wantilan yang digunakan sebagai Padepokan akan lebih mudah untuk melakukan latihan secara rutin dan terpadu.
“Saya senang karena anak-anak sudah mau ikut untuk melestarikan dan mewariskan seni bela diri pencak silat ini dan yang menjadi penekanan dalam pencak silat ini untuk cinta damai sehingga nama pencak silat ini Panca Sona,” ujar Mudita yang lebih dikenal dengan nama Mudin.
Keberadaan wantilan Padepokan Pencak Silat yang dibangun dari dana hibah Kabupaten Buleleng diharapkan nantinya akan mampu melahirkan para pesilat yang tangguh dari Bali Utara, bahkan secara berkelanjutan nantinya upaya pembinaan akan terus dilakukan yang tidak saja melibatkan dari Desa Cempaga, namun juga melibatkan generasi muda di Buleleng. (DEM)
Discussion about this post