Singaraja, Belasan warga terpapar penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) tersebar di sejumlah wilayah di Kabupaten Buleleng sehingga Relawan dari Banteng Muda Indonesia (BMI) Kabupaten Buleleng bersama Loyalis Dokter Caput (LDC) turun tangan untuk melakukan fogging atau pengasapan secara bertahap di sejumlah lokasi.
Pada Minggu, 21 April 2024, BMI Buleleng dan LDC turun langsung ke Desa Adat Yeh Anakan, Desa Banjarasem, Kecamatan Seririt, sebab ditempat itu dilaporkan ada 7 warga terpapar DBD, termasuk sebelumnya di Perumahan Jalak Putih, Kelurahan Banyuasri ditemukan ada 8 warga yang terkena serangan DBD.
Dari dua wilayah itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng meski telah mendapatkan pengaduan tidak melakukan Tindakan apapun hanya melakukan pengecekan di tempat-tempat warga yang terkena DBD, sehingga warga kemudian bersurat dan meminta bantuan kepada BMI dan LDC untuk melakukan fogging agar mampu mengendalikan penyebaran penyakit tersebut.
dr. Ketut Putra Sedana, Sp.OG., saat dikonfirmasi membenarkan telah menerima permintaan untuk melakukan fogging, sebab nyamuk Aedes aegypti sebagai penyebab DBD sangat membahayakan Masyarakat, apalagi penyakit tersebut cepat menyebar.
“Seperti kita tahu demam berdarah ini penyakit musiman, seperti di Buleleng ini notabene daerah yang pasti ada demam berdarah, seperti saat ini. Apalagi kita lihat ada panas lagi hujan, yang pasti ada demam berdarah. Sehingga kita selalu antisipasi permintaan-permintaan dari masyarakat secara mendadak dan langsung kita sikapi. Kita tahu setiap tahun ada, sehinga kita sudah membuat relawan hampir lima tahunan kita bergerak khususnya saat COVID-19,” ujar Caput.
Dokter Caput memaparkan bahwa Tim Relawan BMI dan Tim Relawan LDC selalu siap siagap untuk merespon setiap permintaan atau permohonan mendadak dari masyarakat. “Jadi relawan ini sifatnya harus sigap. Ketika ada permintaan, permohonan di desa setempat kita langsung sikapi seperti saat ini di Banjarasem, Desa Adat Yeh Anakan ini yang dilaporkan, disampaikan ada 7 penderita DBD. Ya, kita langsung turun untuk membantu masyarakat membatasi penyebaran dan perluasan DBD di wilayan ini,” ucap Dokter Caput yang juga Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Buleleng itu.
Perbekel Banjarasem Made Sersa mengatakan, dirinya mengetahui warganya terkena penyakit musiman DBD dari petugas Puskesmas. Setelah mengetahui 7 warganya menjadi korban DBD, Perbekel Sersa memohon kepada Puskesmas untuk dilakukan foging. Sayang, permohonan foging tidak mendapat respon positif dari Puskesmas setempat.
“Tyang tahu dari Puskesmas bahwa warga tyang kena DBD, sesudah itu dari Banjar Dinas dan Kelian Adat Yeh Anakan mengajukan ke BMI dan melakukan foging. Tyang laporkan ke Puskesmas dan petugasnya menjajaki rumah-rumah yang kena DBD, kemudian tyang ajukan ke Puskesmas agar itu difoging, kalau sesuai aturan itu foging, ya foging. Tapi tyang merasa bersyukur karena dari BMI lebih cepat menindaklanjutinya. Dari Puskesmas belum ada foging. Yang sakit DBD 7 orang,” ungkap Perbekel Sersa.
Perbekel Banjarasem Sersa menyampaikan terima kasih kepada Dokter Caput dan Tim Relawan BMI danTim Relawan LDC yang dengan sigap dan cepat menindaklanjuti permohon foging dari masyarakat tersebut. “Terkait dengan foging ini, tyang terima kasih banyak kepada Pak Dokter yang sudah ikut terlibat di dalam foging niki, begitu cepat, sigap menindaklanjuti permasalahan yang ada di masyakarat,” ucap Perbekel Sersa.
Tim Relawan BMI Buleleng dan LDC dibawah kendali Dokter Caput berharap masyarakat secara bahu membahu melakukan antisipasi dini terhadap penyebaran Demam Berdarah Dengue dengan menjaga kebersihan lingkungan. |TIM
Editor : Made Suartha
Discussion about this post