Singaraja, Umat hindu diBali pada Tilem Kesanga, memperingati Hari Raya Nyepi, pada saat Nyepi, semua dalam keadaan sepi. Tidak ada aktifitas seperti biasanya, pada hari tersebut dilakukan Catur Brata Penyepian yang terdiri dari Amati Geni, yaitu tidak boleh menggunakan atau menyalakan api serta tidak mengobarkan hawa nafsu. Amati Karya, yaitu tidak melakukan kegiatan kerja jasmani melainkan meningkatkan kegiatan menyucikan rohani. Amati Lelungan, yaitu tidak berpergian melainkan melakukan mawas diridan Amati Lelanguan, yaitu tidak mengobarkan kesenangan atau hiburan melainkan melakukan pemusatan pikiran terhadap Ida Sanghyang Widhi.
Advokat I Nyoman Mudita SH., menyebutkan, mulat sarira menjadi kata kunci yang harus mampu dilakukan saat menyambut dan melaksanakan rangkaian Hari Raya Nyepi sebagai hari yang suci untuk menuju hari yang lebih baik.
“Jangan mudah berbuat diluar nalar dan logika pengetahuan yang engkau miliki, ‘Ingat’ kita berjalan diatas bumi yang sama, tapi diatas takdir yang berbeda ditengah-tengah kehidupan karma sedang berjalan dan berproses, berpikirlah dulu sebelum berbuat karena penyesalan tidak pernah ada didepan, Rahayu selamat hari raya nyepicaka 1945,”ujar Mudita.
Untuk diketahui,Hari Suci Nyepi merupakan perayaan Tahun Baru atau pergantian tahun bagi umat Hindu berdasarkan penanggalan atau kalender Caka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi. Tidak seperti perayaan tahun baru Masehi, Tahun Baru Caka di Bali dimulai dengan menyepi. Tidak ada aktivitas seperti biasa. Semua kegiatan ditiadakan, termasuk pelayanan umum.
Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Bhuana Alit atau alam manusia dan Bhuana Agung atau alam semesta. Sebelum Hari Raya Nyepi, terdapat beberapa rangkaian upacara yang dilakukan umat Hindu. (TIM)
Discussion about this post