Maraknya keberadaan gelandangan dan pengemis (gepeng) di wilayah Buleleng, membuat keresahan di masyarakat karena dinilai mengganggu ketertiban umum. Terkait keluhan masyarakat, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Buleleng menggelar operasi penertiban gepeng di wilayah Buleleng.
Singaraja, Operasi penertiban gepeng yang digelar Satpol PP Buleleng, rabu (5/2/2020) dipimpin langsung Kepala Satpol PP Buleleng, Putu Artawan, dengan menyasar beberapa titik wilayah Kota Singaraja, mulai Pasar Anyar di jalan Diponegoro. Di pasar anyar, tim tidak menemukan Gepeng berkeliaran di sekitar pasar. Operasi pun kemudian menyasar ke sepanjang jalan Ahmad Yani.
Dalam penertiban itu ditemukan sejumlah Gepeng di pertigaan jalan Kartini dengan jalan Ahmad Yani persis depan SPBU. Disana, Satpol PP Buleleng mengamankan 3 orang gepeng yang terdiri dari 2 gepeng merupakan orang dewasa dan 1 orang balita. Kemudian, Satpol PP Buleleng juga mengamankan 1 orang gepeng persis di depan RS Paramasidhi Singaraja.
Bukan itu saja, 1 orang gepeng berhasil diamankan di perempatan jalan pantai Penimbangan. Dan total ada sebanyak 5 orang gepeng yang berhasil diamankan di wilayah Kota Singaraja. Tim Satpol PP Buleleng juga melakukan operasi diseputaran wilayah Kecamatan Seririt, namun tidak membuahkan hasil.
Kepala Satpol PP Buleleng, Putu Artawan mengatakan, operasi ini dilakukan untuk menegakan Perda No. 6 Tahun 2009 tentang ketertiban umum. “Kami dapatkan 4 gepeng yang sudah dewasa dan satu balita. Bilamana nanti terjadi, kami pasti lakukan pemantauan dahulu, baru dilakukan operasi,” kata Artawan.
Sebagai tindaklanjut dari sejumlah orang gepeng yang diamankan ini, Satpol PP Buleleng menyerahkan mereka semua untuk ditangani ke Dinas Sosial (Dinsos) Buleleng agar dilakukan pembinaan atau dipulangkan ke kampung halamannya. Dari data yang diperoleh di Dinsos Buleleng, dari 5 gepeng itu, 3 orang dari Karangasem (termasuk balita), 1 orang dari Desa Panji, Buleleng, dan 1 orang dari Situbondo.
Menariknya, 3 orang gepeng yang dari Karangasem merupakan satu keluarga, yakni nenek, ibu, dan anak. Dan dari pengakuannya, mereka menggepeng sudah sejak 2 bulan lalu. Khusus di Buleleng, mereka menggepeng sudah sejak beberapa hari belakangan ini. Bahkan dalam sehari, mereka bisa mengantongi uang sebesar Rp80 ribu sampai dengan Rp120 ribu.
“Saya baru disini, sama ibu dan anak. Anak terpaksa saya ajak, kasihan rewel kalau di rumah. Disini tidur di pasar Banyuasri. Rencana, sore memang mau pulang. Sehari dapat Rp80 ribu, pakai beli beras, terus ongkos pulang Rp15 ribu,” ucap salah seorang gepeng yang merupakan ibu muda berusia 20 tahun.
Kepala Dinsos Buleleng, Gede Sandhiyasa mengaku, sudah memberikan pembinaan terhadap 4 gepeng yang merupakan orang dewasa. “Kami sudah bina mereka untuk tidak mengulangi. Kami fasilitasi mereka untuk pulang. Ada satu orang dari luar Bali, dari Situbondo. Kami koordinasi ke Provinsi untuk pemulangannya. Yang lainnya kami fasilitasi untuk pulang,” ujar Sandhiyasa.
Terhadap sejumlah orang gepeng yang berhasil diamankan ini, Dinsos Buleleng langsung melakukan pendataan. Nanti saat penyerahan ke wilayah asal mereka, akan dibuatkan tanda bukti penyerahan yang didalamnya meminta pemerintah desa tempat asal mereka untuk lakukan pembinaan terhadap mereka. “Kalau lagi ditemukan, pasti ada tindakan lain yang akan dilakukan,” pungkas Sandhiyasa. (033)
Discussion about this post