Singaraja, Menuntut transparansi atau keterbukaan sejumlah pengunaan anggaran oleh Perbekel / Kepala Desa Putu Widuasmita, Jumat 8 September 2023 warga desa adat pengastulan kembali berdemo dan mendatangi Kantor Perbekel untuk menanyakan pengelolaan keuangan di Desa Pengastulan Kecamatan Seririt Buleleng.
Dalam aksi yang dilakukan puluhan warga adat tersebut dengan mengelar orasi yang intinya menuntut transparansi pengunaan sejumlah anggaran dalam pengelolaan anggaran desa termasuk pemanfaatan dana bansos maupun sumbangan masyarakat, namun aksi warga diterima Sekretaris Desa Pengastulan, M. Ali bersama Muspika Seririt.
Dalam aksi itu, warga adat menuntut penjelasan dan transparansi terkait anggaran desa dan bansos Gong yang telah ditandatangani Bendesa Adat Pengastulan I Nyoman Ngurah yang diterimakan kepada Pemerintah Desa Pengastulan. Selanjutnya, warga adat mempertanyakan pengunaan anggaran pengelolaan sampah hingga munculnya pungutan dalam pengelolaan tersebut.
“Mempertanyakan penggunaan anggaran pengelolaan sampah di desa, serta mempertanyakan kenapa sampai adanya pungutan ke warga dan dikemanakan pungutan tersebut sehingge di dua desa tempat pembuangan akhir untuk sampah tidak terbayarkan dan membuat malu nama desa kita, desa tukang ngebon bayar pembuangan sampah,” ungkap warga dalam orasinya.
Pada point lain tuntutan warga adat juga mempertanyakan punia salah satu warga adat untuk program Ogoh-ogoh di tahun 2022 yang tidak direalisasikan oleh Perbekel sebesar Rp. 6.000.000.. “Saya minta pada Krama adat terhadap permasalahan, sudah saya dampingi dan kita mendapatkan penjelasan dan petunjuk selanjutnya,” ujar Bendesa Adat Pengastulan, I Nyoman Ngurah dihadapan massa aksi.
Sekdes Pengastulan M.Ali yang menerima kedatangan warga adat menyampaikan, aspirasi masyarakat dengan tuntutan yang telah disampaikan itu akan diteruskan kepada Perbekel Desa Pengastulan yang berhalangan hadir lantaran sakit. “Untuk diketahui bahwa pihak inspektorat kabupaten Buleleng juga sudah dua kali datang juga menanyakan beberapa hal permasalahan. Termasuk diantaranya permasalahan yang Krama adat tanyakan,” tegas Sekdes Ali.
Dalam aksi warga adat itu juga beberapa warga mempertanyakan keberadaan Perbekel yang tetap tidak hadir saat warga ingin melakukan dialog dan tatap muka dalam menyikapi berbagai permasalahan yang terjadi di Desa Pengastulan. (TIM)
Discussion about this post