• Redaksi
  • Privacy & Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Sitemap
Friday, June 13, 2025
  • Login
www.dewatapos.com
  • HOME
  • NEWS
    • Bali
      • Buleleng
      • Denpasar
      • Badung
      • Gianyar
      • Tabanan
      • Klungkung
      • Karangasem
      • Jembrana
      • Bangli
    • Nasional
    • Internasional
  • HUKUM & KRIMINAL
  • POLITIK
  • BIROKRASI
  • OLAHRAGA
  • PESONA
    • Budaya
    • Wisata
  • FIGUR
No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
    • Bali
      • Buleleng
      • Denpasar
      • Badung
      • Gianyar
      • Tabanan
      • Klungkung
      • Karangasem
      • Jembrana
      • Bangli
    • Nasional
    • Internasional
  • HUKUM & KRIMINAL
  • POLITIK
  • BIROKRASI
  • OLAHRAGA
  • PESONA
    • Budaya
    • Wisata
  • FIGUR
No Result
View All Result
www.dewatapos.com
No Result
View All Result
Home NEWS

Sejarah Kota Singaraja, Berawal dari Ladang Penggembala Ternak

by redaksi dewatapos
30/03/2025
Reading Time: 4 mins read
0
Sejarah Kota Singaraja, Berawal dari Ladang Penggembala Ternak

Singaraja, Keberadaan Kota Singaraja memiliki kisah yang panjang dan tidak terlepas dari sosok Anglurah Ki Gusti Ngurah Panji Sakti yang mendirikan sebuah istana bernama Singaraja, yang menurut perhitungan hari sangat baik pada waktu itu, jatuh pada Selasa, 30 Maret 1604.

Dikutip dari situs Pemerintah Kabupaten Buleleng menyebutkan, pada sekitar tahun Candrasangkala “Raja Manon Buta Tunggal” atau Candrasangkala 6251 atau sama dengan tahun çaka 1526 atau tahun 1604 Masehi, Ki Gusti Ngurah Panji Sakti menitahkan rakyatnya membabat tanah untuk mendirikan sebuah istana di atas padang rumput alang- alang yakni ladang tempat penggembala ternak, dimana ditemukan orang-orang menanam Buleleng. Pada ladang Buleleng itu baginda melihat beberapa buah pondok- pondok yang berjejer memanjang.

Kisah berdirinya Kota Singaraja berawal dari Istana Gelgel pada sekitar tahun 1568, dimana Raja Sri Aji Dalem Sagening menitahkan putranya Ki Barak Panji Sakti, supaya kembali ketempat tumpah darah Bundanya di Den Bukit (Bali Utara). Ki Barak Panji bersama Ibunya, Siluh Pasek, setelah memohon diri kehadapan Sri Aji Dalem lalu berangkat menuju Den Bukit diantar oleh empat puluh orang pengiring Baginda yang dipelopori oleh Ki Kadosot.

Berita Terkait

Terpilih Aklamasi, Gus Surya Kembali Nahkodai Taekwondo Buleleng 2025-2029

DisdagperinkopUKM Buleleng Lakukan Digitalisasi Koperasi Melalui Koperasi Pintar

Dalem Sagening memberikan bekal Ki Barak sebuah tombak, yang kemudian terkenal dengan nama “Pangkaja Tatwa” dan sebuah keris anugrah  dewata bernama “Ki Mudaran Cacaran Babang”.

Perjalanan mereka memasuki hutan lebat sangat mengerikan, udara yang sangat dingin menggigilkan, menembus celah-celah bukit, mendaki gunung- gunung meninggi, menuruni jurang- jurang curam, dan akhirnya mereka tiba pada suatu tempat yang agak mendatar.

Pada tempat itulah mereka melepaskan lelah seraya membuka bungkusan bekal mereka. Selesai mereka makan ketupat, mereka sembahyang, kemudian mereka diperciki air/tirta oleh Si Luh Pasek, demi keselamatan perjalanannya, belakangan tempat itu diberi nama Yeh Ketipat dan selanjutnya rombongan Ki Barak Panji telah tiba di Desa Gendis atau Desa Panji dengan selamat.

Tersebutlah Ki Pungakan Gendis, pemimpin desa yang sekali-kali tiada menghiraukan keluh kesah para penduduknya. Ia memerintah hanya semata- mata untuk memenuhi nafsu buruknya, kesenangannya hanyalah bermain judi, terutama sabungan ayam. Oleh karena demikian sikap pemimpin Desa Gendis itu, maka makin lama makin dibenci rakyatnya, dan pada saat terjadi peperangan, ia dibunuh oleh Ki Barak Panji.

Hingga kemudian Desa Gendis tersebut diperintah oleh Ki Barak Panji, seorang pemimpin yang gagah berani, adil dan bijaksana.

Ki Barak Panji mendengar adanya kapal layar Tionghoa terdampar di Pantai Penimbangan, kemudian timbullah rasa belas kasihan untuk menolong pemilik kapal tersebut. Ki Barak Panji Sakti bersama-sama dengan Ki Dumpyung dan Ki Kadosot dapat membantu menyelamatkan kapal layar yang terdampar itu di pantai Segara Penimbangan tersebut.

Setelah bantuannya berhasil, Ki Barak Panji Sakti mendapat hadiah seluruh isi kapal tersebut berupa barang-barang tembikar seperti piring, mangkok, dan uang kepeng yang jumlahnya sangat besar.

Kepemimpinan Ki Barak Panji makin lama makin terkenal dan selalu memperhatikan keadaan rakyatnya, mengadakan pembangunan di segala bidang baik fisik maupun spiritual. Oleh karena demikian maka sekalian penduduk Desa Gendis dan sekitarnya, secara bulat mendaulat supaya menjadi Raja, yang kemudian dinobatkan dengan gelar Ki Gusti Ngurah Panji Sakti.

Dalam kisah yang dikutip dari situs Pemkab Buleleng itu menyebutkan, untuk mencari tempat yang agak datar, maka Kota Gendis serta Kayangan Pura Bale Agung di pindahkan ke Utara Desa Panji. Pada tempat yang baru inilah Ki Gusti Ngurah Panji Sakti mendirikan istana lengkap dengan Kayangan Pura Bale Agung.

Guna memenuhi kepentingan masyarakat desanya untuk menghantar persembahyangan di dalam pura maupun upacara di luar pura, serta untuk hiburan- hiburan lainnya, maka Baginda membuat seperangkat gamelan gong yang masing-masing diberi nama.

Dua buah gongnya diberi nama Bentar Kedaton; Sebuah bendenya diberi nama Ki Gagak Ora; Sebuah kenuknya bernama Ki Tudung Musuh; Teropong bernama Glagah Ketunon; Gendangnya bernama Gelap Kesanga. Keseluruhannya bernama Juruh Satukad.

Pada sekitar tahun 1584 Masehi, untuk mencari tempat yang lebih strategis maka Kota Panji dipindahkan Ki Gusti Ngurah Panji Sakti kesebelah Utara Desa Sangket. Pada tempat yang baru inilah selalu bersukaria bersama rakyatnya sambil membangun dan kemudian tempat yang baru ini diberi nama Sukasada yang artinya selalu bersukaria.

Selanjutnya diceritakan berkat keunggulan Ki Gusti Panji Sakti, maka Kyai Sasangka Adri, Lurah kawasan Tebu Salah (Buleleng Barat) tunduk kepadanya. Lalu atas kebijaksanaan Ki Gusti Ngurah Panji Sakti maka Kyai Sasangka Adri diangkat kembali menjadi Lurah di kawasan Bali Utara Bagian Barat.

Karena perbawa dan keunggulan Ki Gusti Ngurah Panji Sakti, maka Kyai Alit Mandala, Lurah Kawasan Bondalem tunduk kepada Baginda. Kemudian atas kebijaksanaannya maka Kyai Alit Mandala diangkat kembali menjadi Lurah yang memerintah dikawasan Bondalem, Buleleng Bagian Timur.

Untuk lebih memperkuat dalam mempertahankan daerahnya, Ki Gusti Ngurah Panji Sakti segera membentuk Pasukan yang disebut Truna Goak di Desa Panji. Pasukan ini dibentuk dengan jalan memperpolitik seni permainan burung gagak, yang dalam Bahasa Bali disebut Magoak-goakan.

Dari permainan ini akhirnya terbentuklah pasukan Truna Goak yang berjumlah 2000 orang yang terdiri dari para pemuda perwira berbadan tegap, tangkas serta memiliki moral yang tinggi dibawah pimpinan perang yang bernama Ki Gusti Tamblang Sampun dan diwakili oleh Ki Gusti Made Batan.

Ki Gusti Ngurah Panji Sakti beserta putra-putra Baginda dan perwira lainnya, memimpin pasukan Truna Goak yang semuanya siap bertempur berangkat menuju daerah Blambangan. Dalam pertempuran ini Raja Blambangan gugur di medan perang, dengan demikian Kerajaan Blambangan dengan seluruh penduduknya tunduk pada Raja Ki Gusti Ngurah Panji Sakti.

Berita kemenangan ini segera didengar oleh Raja Mataram Sri Dalem Solo dan kemudian beliau menghadiahkan seekor gajah dengan 3 orang penggembalanya kepada Ki Gusti Ngurah Panji Sakti.

Kemenangan terhadap Blambangan disamping kegembiraan bagi Prajurit Goak, tetapi sekaligus juga kesedihan, karena putra I Gusti Ngurah Panji Sakti yang ketiga yang lahir dari permaisuri Ni Ayu Juruh gugur dalam pertempuran hal ini sangat dirasakan sebagai pukulan yang hebat bagi, karena Ki Danu Dresta sangat diharapkan nantinya sebagai pengganti. akibat hal itu, sering mengasingkan diri ke sebelah utara Sukasada, di mana di daerah tegalan sebagai ladang penggembala ternak tersebut tumbuh pohon Buleleng (Jagung Gembal).

Berkat nasehat-nasehat Pandita Purohito, akhirnya kesedihan Baginda dapat terlupakan dan kemudian terkandung maksud untuk membangun istana yang baru disebelah utara Sukasada. Selanjutnya Istana Raja yang baru dibangun itu disebut Singaraja.

Demikianlah hari lahirnya Kota Singaraja pada tanggal 30 Maret 1604 yang bersumber pada sejarah Ki Gusti Ngurah Panji Sakti, sedangkan nama Buleleng adalah nama asli jagung gembal atau jagung gambah yang banyak ditanam oleh penduduk pada waktu itu.

(Dikutip dari sejumlah sumber di situs Pemkab Buleleng)

Editor : Made Suartha

Tags: bulelengki barak panji saktikotapanji saktisejarahsingaraja
Share4SendScanShareSend
Previous Post

Kantor Hukum INS Mengucapkan Dirgahayu Kota Singaraja

Next Post

Usai Penyepian, Warga di Banjar Lakukan Tradisi Nyakan Diwang

Baca Juga

Berkonsep Sociopreneur, Jelang Galungan dan Kuningan Pasutri di Buleleng Gelar Pasar Murah Digital
NEWS

Berkonsep Sociopreneur, Jelang Galungan dan Kuningan Pasutri di Buleleng Gelar Pasar Murah Digital

06/04/2025
Dua Sepeda Motor Adu Jangkrik, Satu Orang Meninggal Dunia
NEWS

Dua Sepeda Motor Adu Jangkrik, Satu Orang Meninggal Dunia

06/04/2025
Gelar Metatah Massal, Banjar Adat Banjar Bali Libatkan 90 Peserta
Buleleng

Gelar Metatah Massal, Banjar Adat Banjar Bali Libatkan 90 Peserta

06/04/2025
Next Post
Usai Penyepian, Warga di Banjar Lakukan Tradisi Nyakan Diwang

Usai Penyepian, Warga di Banjar Lakukan Tradisi Nyakan Diwang

Discussion about this post

Recommended

Koster : Pola Pembangunan Semesta Berencana Bali Berlandaskan Tri Hita Karana

Koster : Pola Pembangunan Semesta Berencana Bali Berlandaskan Tri Hita Karana

11/02/2019
Resmikan Bangunan Masjid dan Pura di Mako Brimob

Resmikan Bangunan Masjid dan Pura di Mako Brimob

12/04/2021

Most Popular

Kulit Pepaya: Sumber Bioetanol yang Ramah Lingkungan
OPINI

Kulit Pepaya: Sumber Bioetanol yang Ramah Lingkungan

06/04/2025
Berkonsep Sociopreneur, Jelang Galungan dan Kuningan Pasutri di Buleleng Gelar Pasar Murah Digital
NEWS

Berkonsep Sociopreneur, Jelang Galungan dan Kuningan Pasutri di Buleleng Gelar Pasar Murah Digital

06/04/2025
Dua Sepeda Motor Adu Jangkrik, Satu Orang Meninggal Dunia
NEWS

Dua Sepeda Motor Adu Jangkrik, Satu Orang Meninggal Dunia

06/04/2025
  • Redaksi
  • Privacy & Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Sitemap
More Info : redaksi@dewatapos.com

© 2018 powered by - PT SINGARAJA INTER MEDIA

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
    • Bali
    • Nasional
    • Internasional
  • HUKUM & KRIMINAL
  • POLITIK
  • BIROKRASI
  • OLAHRAGA
  • PESONA
  • FIGUR

© 2018 powered by - PT SINGARAJA INTER MEDIA