Singaraja, Bangunan Radha Mahacandra Asram yang berlokasi di Banjar Adat Bengkel Desa Adat Bale Agung Tenaon, Desa Alassangker Kecamatan Buleleng dinyatakan telah ditutup secara permanen, menyusul pernyataan yang disampaikan pemilih lahan dan bangunan I Made Joni Supraptha dan Ketut Kadiasih.
Dalam pertemuan Senin 28 Maret 2022 di Wantilan Pura Desa Balai Agung Tenaon, Desa Alasangker, I Made Joni Supraptha dan Ketut Kadiasih tertanggal 12 Februari 2022 menyatakan, sebagai Pemilik lahan dibangunnya tempat Radha Mahacandra Asram dibanjar Dinas Bengkel telah Mengundurkan diri dari Keanggotaan ISKCON Indonesia Internasional dan bermaksud menutup Asram Serta tidak mengijinkan anggota ISKCON Indonesia Internasional untuk melaksanakan kegiatan di tempat Asram tersebut.
“Pada hari ini kami selaku pemilik lahan menyampaian untuk tempat organisasi ISKCON Sampradaya Hare Krisna kami akan tutup,” ujar Joni Supraptha bersama Istri sebagai pernyataan resmi didampingi Ketua Banjar Adat Bengkel dan Perbekel serta seluruh Krama Desa, Desa Alasangker.
Dalam pertemuan yang dipnadu Sekertaris Desa Adat Balai Agung Tenaon Ketut Purnada juga terungkap, penutupan yang dilakukan tersebut berkaitan dengan reaksi negatif dari krama desa terhadap keberadaan asram yang digunakan untuk kegiatan ISKCON sampradaya.
Perbekel Desa Alasangker I Wayan Sitama pada pertemuan itu juga menegaskan dan memberikan apresiasi atas penutupan kegiatan kegiatan ISKCON hari Krisna yang ada di Banjar Bengkel yang telah memunculkan keresahan masyarakat.
“Sungguh bijak seluruh pengurus ISKCON asram untuk menghentikan kegiatan-kegiatan yang ada di Banjar Bengkel, karena sudah ada keputusan dari seluruh Krama desa adat Desa alasangker, karena kegiatan tersebut sangat berseberangan dengan dresta yang ada di Bali, sesuai dengan adat dan istiadat yang ada di Bali, jika Semeton mengerti maka jangan lagi melakukan kegiatan- kegiatan di Banjar Bengkel. Karena masyarakat di balai agung Tenaon sangat resah dengan adanya keberadaan ISKCON sampradaya di Desa adat Balai Tenaon,” tegasnya.
Secara tegas Perbekel Alassangker Sitama juga mengingatkan warganya untuk tidak melanggar kesepakatan yang telah dibuat, “Kami akan sungguh sungguh untuk melihat dan mengawasi semua bentuk kegiatan yang ada di Asram, jangan sampai warga kami melakukan suatu tindakan-tindakan yang anarki di desa sehingga menimbulkan permasalahan yang baru,” tegasnya.
Mengakhiri pertemuan di Wantilan Balai Banjar Agung Tanaon dilanjutkan dengan pemasangan Spanduk di Asram Iskcon Sampradaya diBanjar Dinas Bengkel, Desa Alasangjer, oleh pemilik lahan Joni Supraptha dan Istri didampingi Ketua Banjar Adat Bengkel diikuti oleh Perbekel dan seluruh Krama Desa, Desa Alasangker disaksikan oleh Babinsa dan Babinkamtibmas Desa Alasangker berserta warga yang menganut organisasi Iskcon Sampradaya Hare Krisna. (TIM)
Discussion about this post