Singaraja, Ada kemeriahan saat calon Wakil Gubernur Bali Putu Agus Suradnyana yang akrab disapa PAS melakukan kampanye di Tegallinggah Kecamatan Sukasada Buleleng, bahkan pendamping Made Muliawan Arya atau De Gadjah mengajak masyarakat untuk dangdutan dengan konsep riang dan gembira.
Bahkan sesekali PAS juga ikut berjoget dengan gayanya sendiri, sembari mendengarkan lantunan suara merdu dari biduan dangdut. Tampak juga sesekali ia bergurau dengan candaan khas Buleleng, yang menarik tawa massa yang hadir.
Saat kampanye di Desa Tegallinggah, Rabu 2 Oktober 2024, PAS menyoroti jalan tembusan dari Desa Tegallinggah ke Desa Wanagiri yang selama ini tidak pernah disentuh oleh pemerintah baik Pemprov Bali maupun Pemkab Buleleng. PAS yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus menjanjikan merealisasikan jalan tembusan tersebut.
PAS yang juga Bupati Buleleng periode 2012-2022 menuturkan, ia memiliki hutang dengan Desa Tegallinggah yaitu jalan tembusan dari wilayah tersebut ke Desa Wanagiri yang ada di atasnya. Ia menjelaskan saat menjabat dulunya, pembangunan infrastruktur utamanya jalan harus terhambat, lantaran diterpa pandemi Covid-19.
Disebutkan lagi, bila di Buleleng saat ia menjadi bupati tersisa 20 persen jalan kabupaten yang terhambat perbaikannya alias kurang lebih 100 km. Namun jalan utama, kata PAS, sudah selesai, hanya jalan aksesnya saja yang masih menjadi pekerjaan rumah (PR). Salah satunya jalan tembusan dari Desa Tegallinggah menuju Desa Wanagiri.
PAS juga mengatakan bahwa jalan yang dulunya ia bangun di Buleleng sudah mulai ada kerusakan, hal ini tentu menjadi PR bersama dan besar bagi Bali utara. ”Dulu kami pikir masyarakat di Desa Tegallinggah lebih banyak ke kota. Tapi kini Wanagiri berkembang pariwisatanya, sehingga keinginan masyarakat agar jalan tersebut dapat dimanfaatkan untuk farming tourism dan akses warga,” katanya.
PAS mendukung bila ada wisata yang menggabungkan pariwisata dengan pertanian, karena menurutnya ada nilai positif yang akan terjadi. Meski begitu, ia berharap Buleleng tetap dijaga ciri khasnya, salah satunya dengan mengendalikan pembangunan bila jalan tersebut akhirnya direalisasikan.
”Sehingga antara kemajuan dan value yang didapat tourism, tidak merusak apa yang menjadi ciri dari Buleleng. Sekarang banyak tamu ke Buleleng,” lanjut pendamping Made Muliawan Arya atau De Gadjah.
Sementara itu, salah satu masyarakat Desa Tegallinggah, Ali Mansur mengungkapkan bahwa akses jalan dari wilayahnya menuju Desa Wanagiri, sebenarnya sudah terbuka bahkan bisa dilewati oleh dua kendaraan yang bersamaan sekaligus.
Jalur yang panjangnya 3 km dengan lebar sekitar 4 km berstatus jalan kabupaten itu, bahkan menjadi akses untuk hampir 60 persen warga Desa Tegallinggah. Mengingat mayoritas masyarakat di sana berprofesi sebagai petani.
”Kami harap bisa diperbaiki. Jalannya belum diaspal, masih batu, ada sebagian yang beton. Angka kondisi jalan 30 persen. Itu digunakan sebagai akses warga,” ucapnya. |TIM
Editor : Made Suartha
Discussion about this post