Untuk dapat mengantisipasi insiden kebakaran seperti yang terjadi di Lapas Kelas I Tangerang beberapa waktu lalu, kini Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Singaraja telah melakukan pengecekan ketat terhadap kondisi kelistrikan di setiap areal. Selain itu, Lapas Singaraja menyiapkan apar di beberapa titik lingkungan Lapas Singaraja untuk penanganan dini.
Singaraja, Sebagai bentuk antisipasi, Lapas Singaraja berkoordinasi dengan PLN UP3 Bali Utara memeriksa dan merawat instalasi listrik di Lapas Singaraja, untuk dapat mengecek kelayakan peralatan listrik, beban yang diterima, dan kondisi jaringan kabel listrik yang terpasang. Ini dilakukan, menghindari terjadinya kecelakaan listrik di lingkungan Lapas Singaraja.
Kepala Lapas Kelas IIB Singaraja, Mut Zaini mengatakan, selain telah melakukan koordinasi dengan PLN Bali Utara, pihaknya berkoordinasi juga dengan pihak Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Buleleng untuk antisipasi gangguan. “Kami sudah mengecek dan bersurat ke PLN dan Damkar. PLN cek kondisi kabel, apa masih layak atau tidak,” kata Mut Zaini, Jumat 10 September 2021.
Selain itu, jalur evakuasi sebagai jalur darurat bagi warga binaan (WB) Lapas Singaraja jika terjadi gangguan sudah disiapkan, yang menuju keluar areal Lapas. Menurut rencana akan digelar pelatihan bagi para petugas untuk menanggulangi kebakaran.
Peralatan penanganan dini insiden kebakaran, seperti alat pemadam api ringan (Apar) sudah disiapkan oleh Lapas Singaraja sebanyak 5 unit. Jumlah ini dirasa Mut Zaini sudah cukup untuk di lingkungan Lapas Singaraja yang dihuni oleh 259 orang warga binaan (WB) dari kapasitas seharusnya 100 orang.
Penempatan 5 unit apar ini, diakui Mut Zaini, ada di beberapa titik lokasi yang dianggap rawan terjadi insiden kebakaran, baik itu lokasi listrik, dapur dan lokasi lainnya. “Ini untuk api kecil, kalau api besar kami tetap berhubungan dengan Damkar. Saya rasa (5 unit Apar) cukup. dan saya harap, tidak ada insiden gangguan di Lapas Singaraja,” jelas Mut Zaini.
Antisipasi dini terhadap insiden gangguan di Lapas pun sempat mendapatkan sorotan dari Kepala Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Bali, Umar Ibnu Alkhatab, pada Kamis (9/9) kemarin. Dan menurut Umar, seluruh Lapas di Bali saat ini sudah overload. Kondisi inipun menimbulkan potensi. “Saya minta cek, buat simulasi cara mengatasi dan evakuasi. Ini memang perlu diperhatikan,” pungkas Umar.
Kedepannya, dari Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Bali akan mendatangi seluruh Lapas yang ada di Bali untuk mengecek sistem kelistrikan maupun jalur evakuasi. Mengingat, jalur evakuasi sangat penting keberadaanya, untuk dapat menyelamatkan para warga binaan jika terjadi insiden gangguan. (FAL)
Discussion about this post