Hidup sebatangkara lantaran ditinggal oleh kedua orang tuanya membuat Siswa SMK Bali Mandara ini memiliki tekad yang kuat untuk bekerja demi melunasi hutang yang ditinggalkan oleh orang tuanya dan juga berharap untuk mewujudkan cita-citanya.
Singaraja, Hidup yang keras tanpa kedua orang tua telah menjadikan Komang Rediksa yang kini tercatat sebagai Siswa di SMK Bali Mandara untuk hidup sederhana dan bersahaja, bahkan karena merasa terbebani akibat hutang yang ditinggalkan oleh kedua orang yang dicintainya, Rediksa nekat untuk bekerja meski harus menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya.
Sosok Komang Rediksa (16), warga Dusun Jro Desa Sinabun Kecamatan Sawan merupakan anak pasangan Komang Sudarma alias Toris dan Komang Sumarini yang telah berpulang selamanya dua tahun lalu, bahkan kemudian Rediksa diterima bersekolah di SMK Bali Mandara, namun kemudian dengan kondisi Pandemi Covid-19 menyebabkan Rediksa yang mengambil jurusan TKJ itu belajar sambil bekerja dan memilih menjadi buruh bangunan bersama pamannya dengan gaji harian sebesar 90 ribu rupiah.
Dalam perjalanan bekerja mengikuti pamannya sebagai buruh bangunan di Seririt, Rediksa mengalami sakit pada kedua kakinya yang disebabkan akibat alergi dengan semen pada kedua kulit kaki dan tangan, bahkan kondisi itu membuatnya hampir putus asa, namun nekat Rediksa tetap semakin kuat meski harus bertahan.
“Kerja buruh bangunan dengan paman di Desa Kekeran, kemudian timbul gejala gatal kaki, tangan sampai sekarang ini. Kemarin timbul gatal-gatal karena terpaksa saya bawa kerja. Di kaki paling keras, kalau di badan sudah mendingan. Nanti akan berobat ke dokter. Setelah ini mudah-mudahan bisa pulih bisa bekerja, belajar dan mewujudkan cita-cita menjadi Programer,” ujar Rediksa, Kamis 22 Juli 2021.
Dalam perjuangan yang dilakukan untuk melunasi hutang yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya untuk membiayai pengobatan tersebut akhirnya dapat diwujudkan meski melalui Yayasan Relawan Bali yang peduli dengan kondisi Rediksa. “Saya bersyukur ada pihak Yayasan membatu beban ini untuk melunasi semua hutang orang tua,” ungkap Rediksa bersemangat.
Wayan Andy Karyasa dari Yayasan Relawan Bali mengaku kagum dan bangga serta sedih dengan yang dialami remaja dari Desa Sinabun itu, tekad yang kuat memaksa untuk bekerja agar hutang sebesar 20 juta otang tuanya untuk biaya pengobatan bisa dilunasi.
”Saya melihat jelas ada rasa terharu di wajah Komang, mungkin karena sekarang dia sudah tidak terbebani lagi dengan hutang yang tentunya sangat besar baginya. Setidaknya sekarang Komang sudah bisa fokus belajar dan memikirkan masa depannya. Hari ini, saya salurkan bantuan dari para donatur sebesar 30 juta untuk Komang,” ungkap Andy Karyasa diakun medsosnya.
Andy Karyasa yang bergelut pada kegiatan sosial ini juga telah memikirkan masa depan Rediksa sehingga bantuan yang diberikan juga dibuatkan tabungan untuk masa depan Rediksa, “Dari uang tersebut, 20 juta digunakan untuk biaya pelunasan hutang dan sudah diserahkan langsung kepada si peminjam, sedangkan sisa yang 10 juta baru diserahkan sebesar 1 juta untuk keperluan berobat, dan sisanya akan dibuatkan tabungan untuk keperluan sekolah Komang,”ujar Wayan Andy.
Meski hidup sebagai anak tanpa orang tua dan dalam kondisi memerlukan bantuan, namun Rediksa memiliki Jaminan Kesehatan ataupun berbagai akses bantuan dari Pemerintah, namun pihak Yayasan telah berkoordinasi agar yang bersangkutan memiliki KIS/BPJS dan pihak Yayasan akan mengurus semua. (DEM)
Discussion about this post