Kekerabatan yang dijalin sejak masa kerajaan antara Puri Buleleng dengan warga muslim di Kabupaten Buleleng kembali terjalin dengan kedatangan warga muslin Kampung Kajanan ke Puri Kanginan dan menyerahkan sebilah pedang kepada Trah Panji Sakti, pendiri Kota Singaraja.
Singaraja, Kesetiaan warga muslim di Kabupaten Buleleng terhadap pendidi Kota Singaraja, Anglurah Ki Barak Panji Sakti hingga saat ini masih tertanam disetiap warga muslim. Seperti halnya sejumlah warga muslim dari Kelurahan Kampung Kajanan yang secara terus menerus menjalin kekerabatan dengan keluarga puri, bahkan Sabtu (12/6/2021), warga muslim Kampung Kajanan melakukan kunjungan balasan ke Puri Kanginan Singaraja.
Manggala Utama Pasemetonan Trah Tunggal Anglurah Ki Barak Panji Sakti (Trapti) Puri Buleleng, Anak Agung Wiranata Kusuma bersama penglisir Puri Kanginan Anak Agung Parwatha Padji menerima kunjungan silaturahmi dari Pengurus Dewan Masjid Kampung Kajanan yang diwakili Hidayat Achdar bersama sejumlah Takmir Masjid diantaranya Takmir Nurul Amin, Takmis Masjid Keramat, Takmis Masjid Ar Rasyid, Takmis Masjid Baiturrahmah termasuk Yayasan Masjid jamik dan sejumlah tokoh muslim lainnya.
Dalam pertemuan silahturahmi dengan kekeluargaan itu, Trah Anglurah Ki Barak Sakti sebagai Generasi ke XII menerima sebilah pedang lengkap dengan sarung dan hiasan ukir kaligrafi, sebagai tanda menyerahkan jiwa raganya secara tulus dan rasa persaudaraan kepada Semetonan Puri Buleleng. “Dengan penyerahan pedang ini, kami menyatakan kesetiaan kepada Puri Buleleng dan siap untuk hidup dan mati bersama-sama,” ujar sejumlah tokoh saat menyerahkan pedang tersebut.
Manggala Utama Pasemetonan Trah Tunggal Anglurah Ki Barak Panji Sakti (Trapti) Puri Buleleng, Anak Agung Wiranata Kusuma mengatakan, pemberian pedang kepada keluarga Puri Buleleng merupakan wujud kebersamaan yang disampaikan semeton muslim untuk berbuat lebih baik membangun Buleleng.
“Kami telah dihadiahi sebilah pedang dari semeton muslim kampung kajanan, katanya menurut beliau, kalau sudah sampai menyerahkan pedang pada kami keluarga puri, kalau jaman dulu raja artinya beliau sudah siap hidup matinya bersama-sama dengan puri atau raja, mungkin sekarang dengan Pasemetonan Puri Buleleng,” ungkap Wiranata Kusuma.
Perwakilan Pengurus Dewan Masjid Kampung Kajanan, Hidayat Achdar mengakui perjalanan sejarah masuknya umat muslim di kawasan Denbukit sejak tahun 1587, tidak lepas dari peranan Raja Buleleng.
“Ini kami lanjutkan, sebagai wujud toleransi Raja Buleleng membantu dalam berbagai hal, misalnya pemberian hibah tanah dan pintu gerbang Masjid Agung Jamik, serta pahatan dan ukiran pada ornamen Masjid Kuna Keramat yang merupakan masjid tertua di Pulau Bali, inilah sejarah kami selalu bersama dengan Puri Buleleng,” ungkap Hidayat.
Kedepan diharapkan jalinan kekerabatan antara Pasemetonan Puri Buleleng dengan warga muslim di Kelurahan Kampung Kajanan dan juga warga muslim secara umum di Buleleng tetap terjalin sehingga secara bersama-sama membangun Buleleng untuk menuju kemakmuran dam kesejahteraan. (TIM)
Discussion about this post