Inovasi yang dilakukan Desa Tembok Kecamatan Tejakula Buleleng melalui Poskesdes dan Jaminan Kesehatan Desa Wujud Universal Health Coerage (UHC) yang membumi di Desa akhirnya ditetapkan masuk dalam 25 besar nasional KIPP 2021 klaster Kabupaten.
Singaraja, Ajang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2021 yang digelar Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) RI, dengan melibatkan 129 finalis akhirnya secara virtual menetapkan program inovasi Poskesdes dan Jaminan Kesehatan Desa Wujud Universal Health Coerage (UHC) yang membumi di Desa yang telah dilakukan Desa Tembok Kecamatan Tejakula masuk dalam Top Inovasi Pelayanan Publik Terpuji Klater Kabupaten.
Selain Kabupaten Buleleng melalui inovasi Desa Tembok, Provinsi Bali juga mencatat dua peraih Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2021 yang diraih Pemerintah Kota Denpasar melalui inovasi Nayaka Prana, Pelayanan Pengaduan Kekerasan Perempuan dan Anak yang masuk dalam Top Inovasi Pelayanan Publik Terpuji Klater Kota serta Pemkab Badung melalui inovasi Patriot, Pendeteksi Area Tangkapan Ikan Mengunakan Sistem Internet of Thing mampu meraih pemenang outstanding achievement of publik service innovation.
Dalam pelaksanaan KIPP tahun 2021 yang mengusung tema Percepatan Inovasi Pelayanan Publik Untuk Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan melalui Transfer Pengetahuan di Tatanan Normal Baru, inovasi Desa Tembok, sebelumnya telah masuk dalam 99 nominasi secara nasional hingga kemudian dilakukan penyaringan kembali dan mampu masuk dalam 25 besar Top Inovasi Pelayanan Publik Terpuji KIPP.
Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, memberikan apresiasi atas keberhasilan program inovasi Desa Tembok ditingkat nasional dan berharap desa-desa lain di Buleleng melakukan inovasi serupa dengan mampu melahirkan sejumlah program untuk kepentingan masyarakat.
“Universal Healt Covarage, jadi bagaimana pelaksanakan kegiatan yang menyeluruh terhadap pelayanan kesehatan di desa, desa kita itu luas sekali di Buleleng dan tempatnya berbukit-bukit, medannya susah, ini persoalan, beda dengan perkotaan. Dari sini kita dengar dulu bagaimana kemauan mereka, mungkin masing-masing desa akan berbeda-beda, lalu kita harapkan sudah memasukan nanti di APBDesnya,” ujar Agus Suradnyana, Senin 2 Agustus 2021.
Dalam ajang penilaian Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik melibatkan 1.610 proposal atau peserta yang kemudian dilakukan penyaringan menjadi 260 proposal, hingga kemudian ditetapkan 129 finalis dan selanjiutnya dipilih Top Inovasi Pelayanan Publik Terpuji yang meliputi 4 inovasi klaster kementerian, 3 inovasi klaster lembaga negara, 1 inovasi klaster BUMN, 4 inovasi klaster Pemerintah Provinsi, 25 inovasi klaster Pemerintah Kabupaten dan 8 inovasi klaster Pemerintah Kota, serta dipilih juga Top 5 Replikasi Inovasi Pelayanan Publik dan 5 pemenang outstanding achievement of publik service innovation. (THA)
Discussion about this post