Rencana Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara terbatas ditengah pandemi Covid-19 akan mulai diberlakukan pada awal Juli 2021 atau tahun ajaran baru ini di seluruh Indonesia. Khusus di Kabupaten Buleleng.
Singaraja, Hampir semua sekolah sudah siap memberlakukan PTM dalam proses belajar mengajar, tentu penerapan serta sarana protokol kesehatan (prokes) yang ketat dan memadai. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, Made Astika, mengatakan, sejauh ini persiapan untuk PTM telah dilakukan dengan baik, sejak tahun 2020 lalu hingga tahun 2021 ini. Namun setelah dilakukan evaluasi, masih ada beberapa kekurangan yang harus dipenuhi.
“Sekarang sudah ditambahkan itu, misalnya kekurangan tempat cuci tangan, handsanitizer, dan juta thermogen, sudah dipenuhi. Kondisi sekarang hampir semua sekolah sudah lengkap,” ungkap Astika, Minggu (2/5/2021).
Sebelumnya, pemerintah Indonesia menyatakan, bahwa tahun ajaran baru bulan Juli 2021 nanti, sudah dapat dimulai dengan PTM secara terbatas. Aktivitas secara terbatas ini dilakukan setelah pemerintah menyelesaikan vaksinasi terhadap pendidik dan tenaga pendidikan.
Inipun sudah tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19. Hanya saja, sistem PTM secara terbatas ini berbeda dengan PTM sebelum adanya pandemi Covid-19 atau wabah virus Corona.
Menurut Astika, tenaga pendidik atau guru yang ada di Buleleng sudah dilakukan vaksinasi tahap pertama. Sehingga Astika yakin, pada bulan Mei nanti setidaknya 90 persen dari total guru di Buleleng sudah divaksinasi. Sehingga, Buleleng sudah siap menggelar PTM secara terbatas untuk proses belajar mengajar.
“Buleleng sudah siap, tergantung nanti izin dari Satgas Covid-19. Ya, nanti lihat perkembangan (trend peningkatan kasus Covid-19 di Buleleng) kedepan. Yang jelas, semua syarat dari ketentuan SKB 4 Menteri sudah dipenuhi,” kata Astika.
Khusus untuk di Buleleng sendiri, mekanisme pemberlakuan PTM secara terbatas tersebut dilakukan dengan sistem pembagian atau shift. Itu artinya, maksimal hanya 50 persen dari total siswa yang ada per kelas, dihitung termasuk tenaga pendidik yang mengajar.
Saat ini masing-masing dari Satuan Pendidik yang ada di Buleleng masih mensimulasikan untuk proses PTM secara terbatas ini. Terdapat 2 sekolah yakni Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Banjar Jawa dan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Singaraja menjadi pilot project dalam proses PTM di Buleleng.
Jika nantinya pada bulan Juli 2021 nanti PTM secara terbatas ini mulai diberlakukan, menurut Astika, hal itu tidak serta merta akan berlaku bagi semua siswa. Para orangtua siswa, masih bisa meminta agar anaknya mengikuti pembelajaran secara online atau dalam jaringan (daring).
Pembelajaran secara online masih bisa dilakukan, selama sarana dan prasarana memadai. “Ini pilihan saja, kalau sarana dan prasarana belajar daring memadai, ya tetap dilayani. Semua tergantung situasi kedepan, dan tergantung izin dari orangtua siswa,” pungkas Astika. (THA)
Discussion about this post