Singaraja, Wilayah di Lingkungan Banyuning Utara, tepatnya di Jalan Pulau Buton Gang Ceroring rawan dengan bencana sehingga diperlukan warga sekitar untuk meningkatkan kewaspadaan dan pencegahan secara dini terhadap ancaman bencana. Hal itu diungkapkan Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra.
Wabup Nyoman Sutjidra yang juga Ketua PMI Kabupaten Buleleng, Rabu 23 Februari 2022 usai menyerahkan bantuan tidak menampik, daerah sekitar lingkungan Banyuning Utara rawan akan bencana alam.
Sebelumnya di tempat ini terjadi banjir bandang. Dampak dari banjir lima tahun lalu telah ditangani dengan pembuatan bronjong untuk menahan laju air. Dengan dibangunnya bronjong tersebut, tidak ada lagi musibah banjir. “Dua hingga tiga kali musim penghujan di sini sudah aman,” jelasnya.
Warga di pesisir pantai Lingkungan Banyuning Utara memang sudah turun temurun mendiami wilayah tersebut. Bahkan ada warga yang rumahnya sudah permanen. Lahan yang didiami tersebut merupakan lahan adat yang disewakan sehingga tidak menjadi masalah. Oleh karena itu, belum ada rencana relokasi dari warga sekitar. “Selama ini tidak ada masalah yang disampaikan warga sekitar sini mengingat warga yang mendiami juga warga adat,” ucap Sutjidra.
Sutjidra juga meminta kepada warga untuk tetap waspada mengingat bencana bisa terjadi kapan saja. Termasuk bencana puting beliung. Selain penanganan bencana dari pemerintah, warga juga sangat aktif untuk bergotong-royong. Bantuan juga diterima dari warga sekitar lainnya. Dengan begitu, dampak dari bencana bisa ditangani secara kolektif.
“Walaupun begitu, saya mengimbau untuk tetap berhati-hati. Gotong-royong disini juga sangat bagus. Ini merupakan sebuah bentuk dari menyama braya,” ujar Wakil Bupati asal Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan ini.
Sementara itu, Made Arya Eka Pertama (47) warga yang terdampak putingbeliung di Lingkungan Banyuning Utara ini menyebutkan pada hari Minggu, 20 Februari 2022 terjadi hujan lebat disertai petir. Saat itulah, angin kencang juga terjadi menerbangkan atap rumahnya. Dirinya bersama dengan anak-anak dan istri berlari untuk menyelamatkan diri.
Kondisi rumah yang dihuni oleh lima orang ini menjadi berantakan. Dikarenakan atapnya beterbangan, seisi rumah juga menjadi basah. “Terpaksa istri dan anak saya mengungsi dulu ke rumah kerabat. Sedangkan saya di sini sendiri,” sebutnya. (HMS)
Discussion about this post