Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida memastikan kondisi Bendungan Titab-Ularan, di Desa Titab Kecamatan Busungbiu masih sangat aman sehingga berharap masyarakat untuk tenang dalam menyikapi kondisi tersebut.
Singaraja, Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida menyikapi jebolnya dinding pada bendungan titab-ularan, Rabu (7/2/2018) langsung melakukan pengecekan ke lokasi dan diketahui dinding tanggul pelimpahan atau spillway mengalami jebol sepanjang 33,5 meter.
Berdasarkan kajian yang dilakukan BWS Bali Penida terungkap jika jebolnya dinding spillway tersebut akibat rembesan mata air yang naik ke permukaan pada bagian dinding yang posisinya di sebelah hilir bendungan.
“Itu yang jebol adalah dinding tanggul pelimpah atau spillway. Spilway ini adalah bagian terpisah dari bendungan. Jadi supaya jelas, biar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat,” ungkap Kepala BWS Bali Penida Ketut Jayada usai melakukan peninjauan.
Kepala BWS Bali Penida Jayada mengatakan, penyebab jebolnya dinding spillway disebabkan adanya sumber mata air kecil dengan debit 30 liter/detik dan saat pembangunan dilakukan sudah disiapkan saluran drainase, namun drainase tidak berfungsi maksimal, sehingga air dari sumbernya naik dan mendorong dinding beton spillway.
“Waktu pembangunan, kita sudah tahu disini ada sumber air. Saat itu kita sudah siapkan drainase. Namun, kemungkinan karena drainase tidak berfungsi maksimal, sehingga sumber air yang berada di bawah beton ini naik ke permukaan, dan mendorong beton hingga jebol. Kalau disimpulkan ini akibat tekanan air di bawah dinding spillway. Artinya tidak ada kesalahan konstruksi” papar Jayada.
BWS Bali Penida sendiri menegaskan selalu melakukan pemantauan kondisi bendungan titab-ularan dan mengakui akibat jebolnya dinding tersebut ada keresahan di masyarakat, namun dengan sejumlah peralatan yang ditanam pada bendungan itu sangat berharap masyarakat tidak resah dan takut.
“Kami menaruh perhatian terhadap kondisi ini. jadi di bendungan sudah dipasang instrumen yang berfungsi memantau prilaku bendungan. Sedikit saja ada pergerakan semua akan terbaca oleh instrumen. Dari hasil pemantauan instrumen, tidak ada pembacaan yang abnormal. Jadi semuanya dalam keadaan normal dan tidak ada perilaku membahayakan. Ini yang harus diketahui masyarakat,” papar Jayada.
Upaya perbaikan dilakukan pihak kontraktor dengan mengunakan alat berat, sebab bendungan titab-ularan dengan dana hampir mencapai Rp. 500 miliar masih dalam tahap pemeliharaan dan akan diserahkan pada akhir tahun 2018 ini. (022)
Discussion about this post