Kepolisian Resort Buleleng melakukan sterilisasi jalur jalan pantai utara (pantura) Bali hingga melintasi Kota Singaraja dan di perbatasan Pancasari Bedugul terkait pelaksanaan Tour de Indonesia (TdI) 2018 dengan mengerahkan ratusan personil.
Singaraja, Pengamanan pelaksanaan Tour de Indonesia 2018, khususnya pada etape IV dengan start di Pelabuhan Gilimanuk melalui Singaraja menuju Denpasar menjadi perhatian serius bagi Jajaran Polres Buleleng, sehingga Minggu (28/1/2018) dengan mengerahkan 300 personil melakukan sterilisasi penuh sepanjang jalur lintasan peserta Tour de Indonesia.
Kapolres Buleleng, AKBP Suratno menyebutkan, persiapan secara matang dilakukan kepolisian dengan instansi terkait termasuk Pengkab ISSI Kabupaten Buleleng serta koordinasi dengan Jajaran Kepolisian wilayah lainnya.
“Artinya dengan kesiapan yang matang ini, hasilnya bisa dilihat sendiri bahwa kegiatan rally tour se-Indonesia 2018 ini yang melewati dari gilimanuk maupun wilayah buleleng bisa berjalan dengan lancar dan aman,” ungkap Suratno.
Pola pengamanan yang dilakukan juga menghentikan seluruh kendaraan bermotor maupun aktivitas penguna jalur jalan secara total dengan menempatkan 300 personil tersebar di titik-titik kerawanan termasuk pengawalan secara khusus.
“Pengamanan standar, kita libatkan 300 orang untuk pengamanan, fokus memang pengamanan di jalur, jadi ketika sudah voorijder masuk tidak ada lagi kendaraan yang masuk di jalan, personil yang kita libatkan mulai dari gerokgak hingga perbatasan di sukasada,” papar Suratno.
Pengamanan jalur yang dilewati peserta Tour de Indonesia 2018 menurut Kapolres Suratno diawali dengan voorijder sekitar tiga kilometer dari peserta pertama yang akan menyapu bersih untuk sterilisasi jalan raya, selanjutnya jalur jalan dalam kondisi aman untuk para peserta Tour de Indonesia 2018 yang pertama kali melintas di Kabupaten Buleleng.
Pada etape keempat akan menempuh jarak 170,9 kilometer. Etape ini memang bukan etape terpanjang, namun menawarkan satu tanjakan maut pada kilometer 104,3 di area Bedugul. Selain berebut point King of Mountain (KoM), etape keempat juga memperebutkan tiga point sprint. Perebutan sprint pertama ada di depan SMP Gerokgak, kemudian sprint kedua di depan kantor Bupati Buleleng, dan sprint terakhir diperebutkan di depan kantor Bupati Buleleng.
Ketua Pengkab ISSI Kabupaten Buleleng, Ni Kadek Turkini mengakui telah melakukan berbagai persiapan terkait dengan lintasan ajang TdI 2018 di Buleleng, apalagi pasca musibah bencana alam yang memerlukan perhatian secara khusus pada lintasan yang dilalui peserta.
“Kami sangat bangga, karena ini meryupakan event dunia yang pertama untuk di Bali, kesempatan ini kami guenkaan sebaik-baiknya sehingga kedepan 2019 bisa melakukan finish di Buleleng. Persiapan di ISSI sudah kami lakukan sebelumnya tertutama dengan pihak kepolisian, pihak perhubungan, pecalang dan BPBD karena sempat terjadi bencana, jadi kami minta bantuan untuk pembersihan puing-puing bencana di jalan yang dilalui kegiatan ini,” papar Turkini yang juga Anggota DPRD Buleleng.
TdI 2018 lomba balap sepeda pertama kategori 2.1 di Indonesia dibagi dalam empat etape dengan menempuh jarak total sekitar 600 kilometer. Start dimulai dari Candi Prambanan kemudian dilanjutkan dengan Ngawi sepanjang 124.7 KM, Etape kedua, Madiun – Mojokerto sejauh 117.5 KM, dilanjutkan Probolinggo – Banyuwangi sebagai etape ketiga dengan jarak 200 KM dan etape keempat Gilimanuk – Denpasar dengan panjang perjalanan 170.9 KM. Ajang yang melibatkan 20 Tim dengan peserta setiap tim sebanyak lima orang yang berasal dari berbagai negara di dunia berakhir di Lapangan Puputan Margarana, Bajra Sanddi Renon Denpasar. (022)
Discussion about this post