Baru sehari terpasang di seputaran Desa Baktiseraga Kecamatan Buleleng, baliho milik Partai Demokrat Kabupaten Buleleng bergambar pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali, IB. Rai Dharmawijaya dan Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) dirobek oleh pelaku yang belum diketahui.
Singaraja, Partai Demokrat sebagai salah satu pengusung pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali, IB. Rai Dharmawijaya dan Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) sangat menyayangkan pihak-pihak yang sengaja melakukan aksi perobekan baliho bergambar Mantra-Kerta yang berlokasi tidak jauh dari SPBU Baktiseraga.
Satu baliho pasangan Mantra-Kerta yang diusung Koalisi Rakyat Bali (KRB) diduga dirusak oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Masih belum diketahui siapa yang nekat merusak baliho yang telah dipasang oleh partai Demokrat tersebut.
Ketua Harian DPC Partai Demokrat Buleleng, Nyoman Sarjana, Minggu (21/1/2018) mengatakan, pihaknya mengutuk keras dugaan pengerusakan baliho Mantra-Kerta yang dipasang Jumat lalu di wilayah Desa Baktiseraga.
“Kami harapkan, Polres Buleleng dan Panwas harus ikut mengawasi keberadaan baliho setiap paslon, agar tidak ada oknum yang tidak bertanggungjawab merusak, yang membuat situasi politik memanas,” ungkap Sarjana yang memperkirakan ulah pelaku aksi perobekan melakukan aksinya pada Sabtu malam.
Sarjana mengatakan, belum mengetahui pasti kapan baliho tersebut dirusak termasuk pelakunya, hanya saja ketika melintas di Jalan Laksamana Baktiseraga, kondisi baliho mengalami robek tepat pada wajah Calon Gubernur Bali.
“Ayolah jaga situasi politik ini dengan baik. Mari bersaing sehat, tanpa ada riak-riak yang mengganggu pesta demokrasi di Bali, karena siapapun terpilih berarti itu yang terbaik bagi masyarakat Bali,” tegas Sarjana.
Ketua Pemenangan Pemilu DPD Demokrat Bali Gede Ngurah Wididana alias Pak Oles mengatakan, sangat menyayangkan perbuatan yang dilakukan oknum tertentu dan berharap adanya kesadaran untuk mengerti arti sebuah demokrasi.
”Baliho dirobek artinya yang merobek tidak mengerti arti demokrasi. Itu tidak masalah, karena perlu pembelajaran bagi mereka yang belum mengerti. Biarkan masyarakat yang menilai, apakah perbuatannya baik atau buruk, meningkatkan atau menurunkan jumlah dukungan. Kalau hanya ada satu warna baliho dengan mendukung satu calon tertentu, mungkin terlihat calonnya kuat,” ungkap Pak Oles.
Ngurah Wididana mengatakan, aksi perobekan yang dilakukan itu kemungkinan belum siap mental salah satu pasangan pendukung sehingga melakukan langkah-langkah yang justru menciderai demokrasi yang mulai dibangun.
“Tetapi saat ada calon lain yang mengimbangi, maka terlihat kekuatan calon yang lagi satu berimbang. Disinilah kalau pendukung tidak siap mental dengan kompetisi, akan terjadi kecemburuan atau kejengkelan dengan merusak baliho calon lain,” papar Pak Oles.
Atas terjadinya aksi perobekan baliho itu, Ketua Pemenangan Pemilu DPD Demokrat Bali Gede Ngurah Wididana sepenuhnya menyerahkan kepada masyarakat dan aparat berwenang untuk dapat dilakukan penanganan semestinya dan berharap siapapun harus siap untuk proses demokrasi.
“Masyarakat akan menilai. Namanya pembelajaran politik perlu proses panjang. Seperti murid yang ikut ujian, jika soalnya susah atau gurunya mengasi banyak tugas, maka bukunya dirobek. Artinya murid itu harus banyak belajar agar lulus,” tegas Ngurah Wididana.
Sementara, dari perobekan baliho milik Partai Demokrat tersebut belum ada penanganan dari kepolisian maupun Panwaslu Kabupaten Buleleng, namun demikian menurut rencana baliho tersebut akan diganti oleh Pengurus Partai Demokrat Buleleng. (055)
Discussion about this post