Ketua Harian Partai Golkar Buleleng, Gede Ariadi menyatakan mundur dari partai berlambang pohon beringin secara tertulis dalam surat yang ditujukan kepada Ketua DPD Partai Golkar kabupaten Buleleng lantaran memilih akan berkonsentrasi menuntaskan studi di Universitas Brawijaya Malang.
Singaraja, Ketua Harian DPD II partai Golkar Buleleng, Gede Ariadi mengajukan pengunduran diri dari kepengurusan partai dan sebagai Caleg di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019. Pengunduran diri putra Mantan Bupati Buleleng, Putu Bagiada ditengah pelaksanaan Pemilu 2019 memunculkan banyak dugaan. Hanya saja dalam surat tertanggal 26 Maret 2019, menyatakan Ariadi memilih mundur karena kesibukan dirinya dalam menempuh pendidikan S3 (Doktor).
Dalam surat pengajuan pengunduran diri tertanggal 26 Maret 2019 yang telah ditandatangani langsung oleh Gede Ariadi itu ditujukan kepada Ketua DPD Golkar Buleleng. Bahkan menurut Ariadi, keinginan dirinya mundur sebagai caleg dan kepengurusan di Golkar Buleleng adalah bentuk keyakinan dirinya untuk berkonsentrasi dalam studi program doktor yang dijalani sejak tahun 2018.
“Studi ini memerlukan kehadiran saya dalam kegiatan akademis baik dalam kegiatan perkuliahan, seminar dan penelitian yang benar-benar memang membutuhkan perhatian penuh dari saya,” kata Ariadi, Jumat (29/3/2019).
Hanya saja kini muncul berbagai dugaan terkait mundurnya Ariadi di pengurus Golkar Buleleng. Pasalnya, saat ini di Bali partai berlambang pohon beringin ini sedang terjadi perseteruan dua faksi antara Gede Sumarjaya Linggih dan Ketut Sudikerta. Terlebih pengajuan pengunduran diri ini dilakukan, di dekat-dekat waktu pemilihan.
Ariadi pun menepis anggapan itu. Kata Ariadi, mundurnya dari aktifitas politik hanya untuk kepentingan studi yang kini ditempuh di Universitas Brawijaya di Malang. “Ini murni untuk studi. Tidak ada maksud lainnya, karena opsi ditawarkan mundur atau terus,” jelas Ariadi.
Dikonfirmasi Pengurus DPD Golkar Bali Koordinator Wilayah (Korwil) Buleleng, IGK. Kresna Budi ketika dikonfirmasi melalui telepon seluler mengaku, masih belum mengetahui prihal pengajuan pengunduran diri Ariadi selaku pengurus DPD Golkar Buleleng dan pencalegan di Pileg 2019 ini. Kendati demikian Kresna Budi menegaskan, untuk pengunduran diri sebagai caleg dari partai Golkar itu ada mekanisme yang dilakukan di KPU Buleleng.
Sedangkan untuk pengunduran diri sebagai pengurus Golkar Buleleng selaku Ketua Harian DPD II Golkar Buleleng, barulah melalui mekanisme partai. Meski demikian Kresna Budi, prihal pengajuan pengunduran diri Ariadi itu merupakan kewenangan dari pengurus DPD II Golkar Buleleng.
“Ada konsekuensi itu kalau mundur dari pencalegan, itu ranahnya di KPU. Kalau mundur sebagai pengurus baru di partai. Kalau dalam surat kan mundur sebagai pengurus partai dan caleg, jadi itu harus dibedakan dan dipahami. Saya sih tidak masalahkan, tapi alangkah baiknya bisa dipertimbangkan dulu,” ujar Kresna Budi.
Sementara Plt. Ketua DPD II Golkar Buleleng, Made Adhi Jaya juga mengaku, belum mendengar prihal pengajuan mundurnya Ariadi tersebut. Namun Adhi Jaya mengaku, sangat menyayangkan keputusan Ariadi. “Itu (mundurnya Ariadi,red) memang haknya dia. Tapi saya sayangkan, karena itu dilakukan saat Pileg yang akan berlangsung dalam waktu dekat,” kata Adhi Jaya.
Kendati demikian politisi Golkar asal Kelurahan Astina, Buleleng ini justru memahami langkah tersebut. Mengingat selama ini Ariadi sebagai caleg hampir tidak melakukan aktifitas politik di dapil Kota Singaraja (Kecamatan Buleleng, red). “Mungkin dia khawatir tidak bisa meraup suara pada pileg, sehingga mundur adalah pilihannya,” ucap Adhi Jaya.
Meski Golkar Buleleng kini diterpa isu pengajuan pengunduran diri Ariadi, namun Adhi Jaya optimis kepengurusan Golkar di Buleleng tetap solid. Bahkan, Adhi Jaya yakin mundurnya Ariadi di pengurus Golkar Buleleng tidak akan mempengaruhi kinerja Golkar dalam menghadapi Pemilu 2019.
“Tidak ada itu, saya tegaskan Ariadi mundur murni karena studi. Nanti usai Pemilu April nanti, kan dari intruksi DPP, DPD Provinsi dan DPD Kabupaten, pasti kami akan menggelar Musdalub, untuk menyikapi persoalan kepemimpinan di tubuh pengurus Golkar Buleleng,” pungkas Adhi Jaya.
Pengunduran diri Gede Ariadi dari kepengurusan Partai Golkar Buleleng merupakan kader Golkar kedua yang keluar dari partai beringin itu, dimana sebelumnya Putu Singyen yang menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Buleleng dipecat karena dianggap merugikan Partai Golkar akibat tidak aktif selama empat bulan.Terlebih tidak terlibat selama masa kampanye Pilgub Bali 2018 lalu.
Singyen yang menjabat sebagai Ketua DPD II Golkar Buleleng periode 2016 sampai 2021 dipecat berdasarkan hasil rapat DPD I Golkar Bali beberapa waktu lalu. Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta memimpin rapat saat pemecatan itu diputuskan. (033)
Discussion about this post