Singaraja, Sebuah postingan pada media sosial (Medsos) membuat heboh masyarakat di Bali, terkait dengan seorang wanita muda bernama Endri Anggarayani meninggal “Disiksa” dirumah suaminya, bahkan Anggota DPD RI, Arya Wedakarna dalam akun Instagram berharap kepolisian mengambil langkah-langkah untuk memastikan kebenaran informasi itu.
Dikutip dari akun Aryawedakarna, Jumat (4/1/2019), mengungkapkan telah banyak menerima postingan terkait meninggalnya seorang warga yang diduga dianiaya oleh keluarga suami. Namun secara pasti Senator asal Bali itu belum mengetahui kronologis kematian wanita muda di Desa Tukad Sumaga, Kecamatan Gerokgak, Buleleng.
“Jadi begini, sampai sekarang belum ada berita yang seimbang terkait kematian semeton kita nike, apakah karena sakit atau tewas disiksa, yang memiliki domain niki adalah aparat kepolisian. Dalam hal ini, harus ada pihak yg menyatakan keberatan, misalkan keluarga si perempuan. Jika keluarga perempuan mau kasus ini dilanjutkan, maka harus dilaporkan ke aparat agar bisa diotopsi,” ungkap Wedakarna dalam akunnya.
Arya Wedakarna dalam menyikapi postingan di medsos dan masih menjadi tanda tanya itu memberikan penawaran solusi agar pihak aparat keamanan bergerak, walau ini tidak ada pengaduan namun informasi ke masyarakat itu telah meresahkan. “Silahkan aparat by system memeriksa suami, mertua dan mereka yang tertuduh. Selain itu si penyebar berita juga harus diperiksa, agar tahu motif apakah si penyebar berita ini benar melihat langsung kejadian penyiksaan atau sekedar mendengar curhatan korban atau dari berita sepihak, jika proses hukum jalan, maka yang mengunggah status awal dimedsos bisa jadi saksi. Jadi solusi terbaik adalah proses hukum,” tegasnya.

Sementara, kakak sepupu korban, Putu Suryadewi menjawab postingan Senator Arya Wedakarna menjelaskan, adik sepupunya Endri Anggarayani meninggal karena penyakit lupus, namun disisi lain menyebutkan adik sepupunya itu mengalami depresi berat di rumah suaminya lantaran mengalami sejumlah tekanan.
“Adik tiang meninggal karna penyakit lupus, terlepas dari penyakitnya, adik tiang depresi berat dirumah suaminya, dia tidak disiksa fisiknya, tapi dia mengalami tekanan, karna dari pengakuan almarhum, suaminya tidak dikasi tidur sama istrinya oleh mertuanya dan adik tiang tidak dikasi berinteraksi dengan siapapun, HP dibawa suaminya,” ungkap Suryadewi.
Dari penuturan Kakak Sepupunya itu juga mengungkapkan, korban sebelumnya sempat sakit dan opname di sebuah rumah sakit, namun pihak keluarga tidak diberitahu justru kedua orang tua mengetahui setelah Endri Anggarayani pulang dari rumah sakit, bahkan berselang tiga hari setelah sempat menghubungi orang tuanya untuk dijemput.
“Adik tiang telpon, disuruh jemput, dia tetpaksa mencuri HP suaminya buat telpon akhirnya dijemput kerumah suami diajak kerumah bajang, nah sampai dirumah mulai dah dia, diem, nangis, teriak-teriak sudah seperti orang gila, jadi intinya adik tiang tidak disiksa fisiknya dan dia tersiksa disana, akhirnya dia depresi berat. Sekali lagi tidak ada kekerasan, dipukul atau dianiaya, cuma pikirannya yang tertekan disana,” papar Kakak Sepupu korban.
Kasubag Humas Polres Buleleng, Iptu Gede Sumarjaya dikonfirmasi melalui WhatsApp belum memastikan adanya laporan terkait musibah meninggalnya seorang wanita yang telah viral pada media sosial tersebut, namun demikian polisi masih berupaya melakukan penyusuran. “Memang belum ada laporan, ini masih diselidiki,” ungkapnya.
Dari informasi yang dikumpulkan menyebutkan, jenazah Endri Anggarayani telah dikuburkan di Desa Bungkulan Kecamatan Sawan dan terkait dengan viralnya informasi tersebut ke masyarakat, polisi sendiri masih melakukan upaya penyelidikan untuk memastikan musibah tersebut. (022)
Discussion about this post