Singaraja, Sanggar Seni Wahyu Semara Shanti (WSS) di Dusun Lebah Pupuan Desa Tegallingah Kecamatan Sukasada memasuki usia tujuh tahun masih tetap bertahan dan eksis ditengah pandemi Covid-19, bahkan berbagai penghargaan terus mengalir ke Sanggar Seni yang dibina Jro Ketut Ardan.
Jro Ketut Ardan sebagai pengelola dan pemimpin Sanggar Seni Wahyu Semara Shanti (WSS) mengatakan, dalam proses pembinaan untuk menumbuhkan seni hingga mampu berkesenian selalu memberikan yang terbaik kepada anak-anak muda yang di didiknya, “Dalam berkesenian ini, baik seni tabuh maupun seni tari tetap melihat potensi yang dimiliki sehingga mampu membangkitkan potensi itu untuk mampu berkesenian,” ujarnya Rabu 16 Februari 2022.
Sanggar Seni WSS Tegallingah telah memasuki usia 7 tahun yang baru dirayakan senin lalu secara sederhana, bahkan Jro Ardan yang memiliki jiwa seni secara otodidak tetap gigih untuk mendidik generasi muda.
“Anak-anak muda untuk berkreasi sehingga seni dan budaya Bali tidak mati suri atau ditinggalkan oleh masyarakat Bali khusus yang beragama Hindu karena seni dan Budaya itu hanya ada di Bali dan mampu menarik wisatawan,” ungkap Jro Ardan.
Dalam kemeriahan dan kesemarakan peringatan tujuh tahun Sanggar Seni WSS tersebut juga dihadiri sejumlah orang tua peserta didik yang memberikan dukungan secara penuh terhadap aktivitas seni yang dilakukan
“Pendirian Sanggar WSS secara legalitas sah dari Kabupaten Buleleng. Yang membanggakan Sanggar WSS telah banyak memperoleh penghargaan baik dari Kabupaten maupun Provinsi Bali dari sekian periode sejak hadir ditengah masyarakat bahkan bukan sanggar abal abal,” papar Jro Ketut Ardan.
Sanggar Seni WSS sendiri sering tampil dalam berbagai festival seni budaya mewakili Kabupaten Buleleng dalamberbagai event seni budaya, “Artinya para orang tua tidak salah menitipkan anaknya untuk dilatih belajar seni dan para pelatih yang memberikan materi merupakan pemuda yang berkualitas dengan memiliki pendidikan akademik S1 dan S2,” tegas Jro Ardan.
Sanggar Seni WSS yang belakangan tertatih-tatih lantaran Pandemi Covid-19 masih tetap menunjukan eksistensinya dengan iuran yang dikumpulkan peserta didik setiap latihan membayar sebesar 5000 rupiah, bahkan keberadaan Sanggar Seni WSS mendapatkan perhatian Anggota DPRD Bali asal Buleleng Kadek Setiawan.
“Rencana dari anggota DPRD Bali, Sanggar WSS akan dijadikan yayasan segala bentuk persyaratan telah disiapkan sehingga nantinya anak-anak yang belajar tidak dipungut biaya lagi. Kami juga harapkan dan motivasi para orang tua memberikan kami dalam hal mengajar karena Moto kami adalah Mari Belajar Bersama karena dalam belajar kita bisa melestarikan Adat dan Budaya Bali dan kalau tidak kita sendiri mau siapa lagi suruh, dan kalau tidak sekarang mau kapan lagi,” ungkap Jro Ardan bersemangat.
Salah satu orang tua peserta Sanggar WSS, Jro Mangku Ketut Suardita berpesan kepada penanggung jawab dan seluruh orang tua sanggar seni agar Sanggar WSS terus mampu berkembang dan melahirkan para seniman yang mampu menjaga adat istiadat Bali. “Tetap kita komitmen bersama untuk mengajegkan bali melalui sanggar seni ini,” paparnya. (MDS)
Discussion about this post