Singaraja, Warga lokal di Pantai Banyualit Lovina, Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng dilarang memanfaatkan areal pantai oleh salah satu pemilik hotel yang berada di Kawasan tersebut, kondisi tersebut dikeluhkan sejumlah pemandu wisata dolphin yang memanfaatkan pesisir pantai untuk singgah sementara.
Larangan salah satu pemilik hotel untuk mengunakan areal pantai itu dikeluhkan pemandu wisata dolpin di pesisir pantai Dusun Banyualit Desa Kalibukbuk, Kadek Roy alias Keped dan De Su alias Cupek.
“Saya bilang kepada owner, ini pekerjaan saya dan tidak mencari wisatawan kehotelnya. Dulu tidak seperti ini di pantai ini. Ceritanya begini, kemarin kan saya duduk di depan hotel belum ada ngomong dengan wisatawan, datang pemilik hotel dengan mengatakan you don’t customer sell for Dolphin,” ungkap Roy, Jumat 5 Agustus 2022.
Roy alias Keped menegaskan sangat menjaga privasi wisatawan yang berada di hotel dan akan mengikuti aturan main yang diterapkan, namun pemilikhoteldiharapkan tidak melarang untuk mengunakan kawasan pantai terhadap orang lokal.
“Seluruh wisatawan yang ada disekitar villa The Lovina harus tetap mengacu pada aturan yang dibuat villa. Saya tidak masalah itu aturan di villa mereka, tetapi diluar villa, pantai milik negara bukan milik pribadinya, sampai sandarkan boat di depan villa itu tidak di kasih,” bebernya.
Dek Su menambahkan, para pemandu wisata hanya mengandalkan adanya kunjungan wisata baik dari beberapa hotel yang akan siap diantarnya ketengah laut untuk melihat Dolphin, namun demikian selalu dilarang oleh kepentingan privasi hotel.
“Kalau terus seperti ini kami pemandu wisata keberatan terus, menawarkan jasa di pantai malah owner hotel mengikuti dan satpam disuruh untuk mengusir saya. Setidaknya Satpam yang orang Bali bekerja di villa tersebut juga eweh pakeweh dengan ulah owner-nya jelas mereka akan bersitegang dengan anak pantai,” ungkapnya.
Dek Su menyebutkan telah menyampaikan permasalahan itu kepada aparat desa melalui Kepala Dusun, terkait larangan untuk mengunakan areal kawasan pantai yang diakui sebagai milik hotel tersebut.
“Banyak kita minta saran dengan larangan yang disampaikan pihak hotel sampai ketua pemandu wisata dan anggota lainya sudah sangat respon. Apa yang dipermasalahkan kok kita tidak dikasi sandarkan boat, sedangkan kalau ada wisatawan mandi dipantai tidak pernah boat nabrak mereka, sedangkan dari wisatawan saja tidak pernah ada mengeluh. Mungkin nanti lewat depan villa (dipantai) anak nelayan disini bisa dilarang juga, ini kan pantai milik negara,” keluh Dek Su.
Menyikapi keluhan warga yang mengandalkan hidup di Pantai Lovina, pihak desa melalui Kadus Banyualit telah memberikan respon dan akan melakukan komunikasi dengan pihak desa, bahkan disebutkan, para pemandu wisata di pantai Banyualit mengancam akan melakukan aksi demo ke Hotel The Lovina dalam menyikapi permasalahan tersebut. (TIM)
Discussion about this post