Pemeran Susik Bondres, Ngurah Sadik meninggal dunia dalam perawatan intensif di Ruang Flamboyan RSUD Kabupaten Buleleng setelah menjalani perawatan medis selama sepekan akibat mengalami penurunan lantaran penyakit konflikasi dan gagal ginjal yang dideritanya.
Singaraja, Made Ngurah Sadika (54), seniman asal Buleleng dibalik sosok Susik Bondres, Selasa (15/5/2018) sekitar pukul 04.00 wita meninggal dunia setelah sepekan mendapat penanganan medis di RSUD Kabupaten Buleleng lantaran penyakit yang dideritanya sejak bulan oktober tahun lalu menyebabkan kondisi tubuhnya mengalami penurunan yang drastis.
Ngurah Sadik, Sang Maestro pemeran Susik Bondres meninggalkan seorang istri, Luh Rening (44) dan dua orang anak Gede Arya Dharmadi (28) dan Made Ari Dharmini (23) setelah hampir 8 bulan menjalani perawatan secara intensif akibat konflikasi dan gagal ginjal yang dialaminya, bahkan seminggu dua kali harus melakukan cuci darah.
Gede Arya Dharmadi, putra sulung Ngurah Sadika mengatakan, seminggu sebelumnya telah menjalani perawatan secara intensif di RSUD Buleleng setelah kondisi tubuh ayahnya mengalami penurunan.
“Bapak sempat dirawat di RSUD selama seminggu lebih. Kekurangan darah saat kontrol, makanya harus di opname. Sejak itu bapak terus kondisinya drop. Diagnosa terakhir, katanya bapak ada penyempitan tulang belakang,” ungkap putra pertamanya,
Saat ini, jenazah Susik Bondres sudah dibawa ke rumah duka, di Jalan Kresna V/5, Kelurahan Kendran, Singaraja. Banyak pelayat dari kalangan manapun mulai menyambangi rumah duka, pasca mendengar kabar meninggalnya Susik.
Masyarakat Buleleng dan Bali secara umum memang tidak bisa melupakan ciri khas banyolan lawakan Susik Bondres sejak tahun 1986 yang memerankan sosok gadis centil, sok pintar, dan sok cantik. “Memang tidak ada firasat apa-apa saya, sebelum bapak meninggal. Cuma bapak panggil saya, kening saya dicium bapak beberapa kali,” ucap Made Ari Dharmini, putri keduanya.
Luh Rening hingga saat ini masih tidak menyangka, jika seniman kelahiran 22 Agustus 1964 asal Banjar Kelod Kauh, Desa Panji, Kecamatan Sukasada, sudah meninggalkan dirinya bersama kedua anaknya untuk selama-lamanya. Rening pun mengaku, tidak memiliki firasat apapun sebelum suaminya meninggal.
Hanya saja diakui Rening, sebelum meninggal Susik sudah mengeluhkan kondisinya yang sudah tidak kuat, apalagi sakit yang diderita dianggap sudah parah. “Sebelumnya, sempat mengeluh bilang tidak kuat, mau meninggal saja. Saya larang bicara begitu. Tapi, kenyataan benar,” kata Rening.
Jika tidak halangan, menurut rencana jenazah Susik akan di upacarai Ngaben pada tanggal 22 Mei 2018. “Bapak sempat hanya pesan, kalau meninggal agar upacara Ngaben di rumah Kresna saja. Kalau pas upacara bakarnya, baru dibawa ke Setra di Desa Panji,” tutur Rening dengan raut wajah sedih.
Kabar duka meninggalnya susik bondres terus menyebar ke sejumlah masyarakat, silih berganti sejumlah pelayat datang ke rumah duka termasuk sejumlah seniman Buleleng yang merasa kehilangan dengan aksi Sang Maestro. Selamat Jalan Susik Bondres. (022)
Discussion about this post