Pasca terjadinya banjir bandang yang melanda Buleleng secara berturut-turut, proses belajar mengajar pada tiga Sekolah Dasar (SD) masih terganggu, diantaranya di SDN 1 Baktiseraga, SDN 2 Banjar Bali dan SDN 3 Munduk.
Singaraja, Banjir bandang yang melanda Buleleng masih memberikan dampak pada tiga sekolah di Buleleng, dimana hingga Senin (5/2/2018) proses belajar menngar masih terganggu lantaran sarana pendukung mengalami kerusakan, diantaranya di SDN 1 Baktiseraga dan SDN 2 Banjar Bali di Kecamatan Buleleng mengalami kendala akibat rusaknya hampir seluruh buku pelajaran, sedangkan di SDN 3 Munduk di Kecamatan Banjar sejumlah bilik kelas masih dipenuhi dengan lumpur dan material bebatuan.
Kepala SDN 1 Baktiseraga, Putu Ada mengakui kondisi yang dialami pada sekolah yang dipimpinnya itu, sejumlah buku-buku pelajaran dan juga buku bacaan belum bisa digunakan karena terendam air saat terjadi banjir, demikian juga dengan sarana pendukung lainnya.
“Selain terkendala buku, administrasi guru belum jalan. Tenaga administrasi belum bisa bekerja karena komputer, laptop rusak. Internetnya tidak bisa dioperasikan, ini yang masih menjadi kendala kami,” ungkap Putu Ada.
Selain SDN 1 Baktiseraga dan SDN 2 Banjar Bali, kondisi terparah yang masih dialami pada SDN 3 Munduk, dimana seluruh siswa pada sekolah itu belum bisa bersekolah lantaran kondisi bilik-bilik kelas maupun ruangan guru masih terendan dengan lumpur dan material longsor, bahkan upaya pembersihan masih belum bisa dilakukan dengan optimal.
“Anak-anak belum bisa bersekolah, kami belum tahu apa dalam satu minggu ini bisa bersih, karena kadang kalau hujan turun, kami tidak bisa membersihkan. Lumpur juga masuk ke ruangan lagi,” ujar Kepala SDN 3 Munduk, I Wayan Batin.
Akibat belum mampu melakukan perbersihan terhadap bilik-bilik di sekolah itu, sebanyak 109 siswa untuk sementara terpaksa diliburkan, demikian juga upaya pembersihan lumpur ddengan material longsoran belum bisa dilakukan secara manual karena ketebalan lumpur mencapai 50 centi meter. “Warga, orang tua murid dan para guru terus gotongroyong membersihkan lumpur yang diruangan, tetap kadang kendalanya ketika turun hujan tidak bisa bekerja lagi,” papat Batin.
Sekertaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, I Made Ngadeg menyikapi kondisi yang terjadi di tiga SD uty mengaku, masih mendata kerusakan buku yang dialami sekolah SDN 1 Baktiseraga. “Kami masih data, berapa buku sama sekali tidak bisa dibaca, dan berapa yang bisa dibaca. Nanti buku yang rusak akan dilakukan penghapusan aset,” ungkap Ngadeg.
Sekdisdikpora Ngadeg mengatakan, kedepan untuk pengadaan buku akan dilakukan melalui dana Bantuan Operasional Siswa (BOS) masing-masing sekolah yang terdampak banjir, “Kalau kerusakan buku terparah dialami SDN 1 Baktiseraga, ada juga SDN 3 Munduk, dan SDN 2 Banjar Bali. Secara umum pengadaan buku sudah inklud dengan dana BOS, sudah ada persentase, berapa maksimal untuk pengadaan buku,” ungkapnya.
Terkait dengan kondisi SDN 3 Munduk, Ngadeg mengaku masih melihat perkembangan di lokasi dan berharap para siswa untuk belajar sementara dirumah masing-masing hingga upaya pembersihan dapat diselesaikan. (099)
Discussion about this post