Singaraja, Banjir bandang kembali melanda wilayah Kecamatan Gerokgak pada Sabtu (22/12/2018). Tercatat ada beberapa desa di Kecamatan Gerokgak dihantam banjir bandang, diantaranya Desa Musi, Desa Sanggalangit, Desa Pemuteran, Desa Banyupoh, dan desa Penyabangan. Banjir bandang terparah dialami oleh desa Musi.
Banjir bandang ini terjadi, lantaran hujan deras mengguyur wilayah Kecamatan Gerokgak sejak Sabtu sore. Hujan yang begitu deras, membuat air yang melintasi jembatan Tukad Musi dengan lebar sekitar 5 meter dan tinggi sekitar 1 meter itupun meluap ke jalan, karena tersumbat oleh belasan kubik kayu gelondongan yang hanyut dari hutan di kawasan Gerokgak.
Ruas jalan Gilimanuk-Singaraja sempat lumpuh selama 2 jam, akibat terendam lumpur setebal 30 centimeter dan musibah banjir bandang ini tidak sampai ada korban jiwa. Hanya, belasan rumah yang posisinya di radius 300 meter dari sungai sempat terendam air. Namun, kondisi rumah yang paling parah terkena dampak berada tepat di sebelah jembatan.
Made Agus (50) salah satu warga yang rumahnya mengalami kerusakan terparah mengatakan, banjir melanda rumahnya pukul 00.15 wita. Saat itu Agus bersama keluarganya sedang tertidur. Agus baru terbangun, setelah mendengar teriakan banjir dari para tetangganya. Saat keluar rumah, ia sudah mendapati air sudah selutut orang dewasa dan masuk ke dalam rumah.
“Saya bersama keluarga langsung naik ke atas lumbung, semua selamat. Tapi sejumlah perabotan rumah tangga terendam air. Tembok penyengker jebol karena dihantam banjir. Ini bukan pertama terjadi, saya juga rasakan waktu tahun 2016 lalu, persis kejadian seperti ini dan kerusakannya sama,” kata Agus, ditemui Minggu (23/12/2018).
Tim Reaksi Cepat (TRC) dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, aekitar pukul 03.00 wita dini hari langsung mendatangi lokasi. Dibantu warga dan aparat TNI-Polri, mereka gotong royong untuk membersihkan lumpur yang merendam jalan dan rumah warga.
Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Ida Bagus Suadnyana menjelaskan, dengan bantuan alat berat loader, akhirnya jalan bisa dibersihkan. Sehingga, pukul 08.00 wita akses lalulintas sudah kembali normal. “Tadi tim memotong belasan kubik kayu-kayu gelondongan yang menyumbat jembatan menggunakan gergaji mesin. Kami tuntaskan sore ini (kemarin, red),” jelas Ida Bagus Suadnyana.
Menurut Suadnyana, kawasan Musi, Banyupoh dan Penyabangan memang rawan bencana banjir bandang. Sebab, kawasan ini memiliki topografi nyegara gunung. Dan terakhir, banjir bandang menerjang wilayah ini tahun 2016 lalu. “Senderan di areal Tukad Musi baru selesai diperbaiki. Itu dananya dari BPBD. Bantuan bencana yang terjadi pada 2016 lalu. Sekarang senderan beberapa meter sudah jebol,” ujar Suadnyana.
Sementara Camat Gerokgak, Made Juartawan menerangkan, akibat banjir bandang ini selain merusak belasan rumah warga, juga mengakibatkan saluran air di Dusun Madan, Desa Musi rusak. Akibatnya sebanyak 250 KK kini kesulitan air bersih. Sehingga, dalam waktu dekat akan diajukan permohonan perbaikan saluran air kepada Dinas PUPR Buleleng.
“Dusun Madan pernah diberikan bantuan dari Dinsos, berupa bak penampungan air. Setelah banjir bandang, saluran air menuju ke bak penampungan itu rusak. Akhirnya, 250 KK kini masih bergantung dari bantuan air bersih yang diberikan oleh BPBD. Dam secepatnya akan kami ajukan perbaikan,” ungkap Juartawan.
Sementara, upaya pembersihan pada jembatan di Desa Musi masih dilakukan Tim Tim TRC BPBD Buleleng bersama TNI dan Polri serta sejumlah warga dengan membersihkan kayu-kayu gelondongan yang menyumbat aliran air sungai di jembatan tukad Musi. (033)
Discussion about this post