Aksi kekerasan di kalangan pelajar kembali menuai sorotan, tiga pelajar putri di SMKN 1 Seririt main keroyok hingga mengakibatkan teman satu sekolah mengalami luka serius dengan retak pada tulang tangan kanan, namun kasus kekerasan itu masih dilakukan mediasi oleh polisi lantaran melibatkan pelajar yang masih dbawah umur.
Singaraja, Ulah brutal ketiga pelajar putri SMKN 1 Seririt itu dengan melakukan aksi kekerasan yang terjadi pada Rabu (8/5/2019) lalu dengan lokasi di Desa Kalianget Kecamatan Seririt. Dimana ketiga pelaku SD, DD dan MA melakukan kekerasan terhadap PH dan ST hingga menyebabkan PH mengalami retak pada bagian tulang tangan kanan yang diduga akibat pukulan dan tendangan ketiga pelaku yang mengeroyoknya.
Aksi kekerasan yang dilakukan ketiga pelajar kelas X tersebut dipicu akibat ketersingungan sehari sebelumnya, bahkan kemudian sebelum aksi pengeroyokan dilakukan, SD, DD dan MA saat pulang sekolah mendatangi PH dan ST dan mengajak untuk menyelesaikan permasalahan yang menyebabkan ketiga pelaku itu tersinggung, merasa tidak memiliki masalah PH dan ST menuruti kemauan ketiga temannya beda kelas tersebut.
Setiba di sebuah lokasi di Desa Kalianget, SD, DD dan MA bersama PH dan ST terlibat adu mulut hingga kemudian SD, DD dan MA menjambak rambut PH, ST berupaya melerai namun rambutnya juga dijambak, bahkan kemudian PH menjadi bulan-bulanan aksi ketiga pelaku hingga terjatuh kemudian dipukul dan ditendang tanpa melakukan perlawanan, bahkan kemudian dengan luka pada tangan kanan ketiga pelaku meninggalkan korban.
“Kejadiannya hari rabu lalu, korban mengalami retak pada tulang tangan kanan hingga sekarang ini masih mengunakan kain bantuan untuk pemulihan, nah upaya mediasi telah dilakukan Polsek Sreririt dalam menangani kasus ini,” ungkap Kasubag Humas Polres Buleleng, Iptu Gede Sumarjaya, Senin (13/5/2019) saat dikonfirmasi.
Secara terpisah, Kapolsek Seririt, Kompol Wayan Suka mengatakan, berdasarkan mediasi yang dilakukan terhadap kelima pelajar SMKN 1 Seririt bersama orang tua dan guru telah dilakukan dengan mempertemukannya, namun belum ada titik terang sehingga kasus tersebut dilimpahkan ke Unit PPA Sat Reskrim Polres Buleleng.
“Dari awal kejadian sudah ditangani oleh unit reskrim Polsek Seririt dan sudah di cek ke Rumah Sakit Shanti Graha. Kedua pihak serta sekolah saat itu meminta mediasi secara kekeluargaan serta ada kata sepakat yang korban meminta biaya pengobatan, anggota mendampingi karena terkait citra sekolah tersebut. Dari terduga pelaku dan keluarga hingga mediasi ini tidak ada kesepakatan, kemudian kita arahkan penyidik untuk proses hukum melalui unit PPA Polres Buleleng,” ujar Suka.
Sementara, upaya mediasi juga masih dilakukan di Unit PPA Sat Reskrim Polres Buleleng, namun akibat perbuatan brutal yang dilakukan ketiga pelajar SMKN 1 Seririt tersebut, hingga Senin siang belum membuahkan kesepakatan dan dengan kondisi tersebut, SD, DD dan MA terancam akan menjalani proses secara hukum. (022)
Discussion about this post