Netralitas TNI ditekankan kepada setiap anggota. Mengingat, beberapa anggota atau pejabat TNI memilih “loncat” untuk bisa mengikuti pertarungan perebutan posisi kepala daerah, yang akan berlangsung pada bulan Juni 2018 nanti. Sehingga kini, netralitas setiap anggota TNI diuji dalam pesta demokrasi tahun 2018.
Singaraja, Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD), Jenderal TNI Mulyono saat melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Batalyon Infanteri Raider 900/Satya Bhakti Wirorttama Kodam IX/Udayana yang bermarkas di Kabupaten Buleleng, pada Jumat (12/1/2018) meminta agar setiap anggota TNI tetap memegang teguh netralitasnya terkait dengan berlangsung Pilkada serentak pada tahun ini.
Usai memberikan pengarahan, Jenderal TNI Mulyono mengatakan, netralitas setiap anggota TNI merupakan hal yang pasti. Bahkan Mulyono berulang kali menekankan kepada prajurit TNI, agar mematuhi semua aturan hukum yang berlaku.
“Apabila ada dari TNI yang mencalonkan, tidak masalah. Tapi ada ketentuan, ya harus mengundurkan diri, keluar dari TNI baru statusnya sipil, dan baru bisa mencalonkan,” kata Jenderal Mulyono.
Dengan telah keluar dari keanggotaan sebagai TNI, maka tidak ada lagi istilah baginya itu merupakan anak buah. Bahkan saat ini, lanjut kata Mulyono, sudah ada beberapa pejabat TNI yang mengundurkan diri sebagai anggota TNI untuk maju di Pilkada serentak 2018. Ia pun mengaku, menyutujui langkah itu. Artinya, TNI masih mendapatkan kepercayaan dari masyarakat untuk menjadi pemimpin suatu daerah.
“Kalau dia sudah pensiun dini, keluar dari TNI. Kami tetap pada korps kita, ya netral. Kami tidak akan pihak memihak. Ada beberapa mengajukan ke saya, saya setuju. Artinya, dipercaya masyarakat, TNI senantiasa kalau dipercaya masyarakat, kami pasti berikan kesempatan, itu yang terbaik,” jelas Mulyono.
Saat ini kata dia, sudah ada beberapa nama pejabat TNI yang maju sebagai calon di Pilkada serentak 2018. Untuk itu Mulyono meminta, kepada setiap anggota untuk tetap menjaga netralitas. Untuk pengamanan, sambung Mulyono, TNI akan mengikuti arahan Kepolisian. Sebab, BKO pengamanan ada di Kepolisian, sedangkan TNI hanya memback-up pengamanan.
“Pengamanan kami itu dibawah BKO Kepolisian, sehingga kami menyiapkan semua, tapi yang jelas kami siapkan penempatan sesuai permintaan dari kepolisian. Jadi, semua harus siap siaga dalam pengamanan,” pungkas Jenderal TNI Mulyono.
Dalam acara kunker itu, KSAD diberi kejutan berupa acara ulang tahun karena tepat berusia 57 tahun. Tidak hanya itu, Jendral TNI Mulyono yang terlihat akrab dengan semua anggota TNI berbalik memberikan kejutan kepada anak buahnya dengan membagikan hadiah. Bahkan, beberapa anggota TNI dari semua tingkatan yang telah beruntung, mendapatkan kupon hadiah berupa uang sebesar Rp. 5 juta dan beberapa sepeda motor. (AS)
Discussion about this post