Singaraja, Sanggar Seni Santi Budaya dan Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja bekerja sama dengan IOV UNESCO menggelar workshop seni budaya di Wantilan Fakultas Bahasa dan Seni Undiksha Singaraja, Senin (10/03/2025). Workshop ini menjadi ajang perkenalan alat musik tradisional Jepang dalam bentuk ritme dan ritmis, yang disambut dengan antusias oleh sivitas akademika Undiksha.
Ketua Sanggar Seni Santi Budaya, Gusti Eka Prasetya, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan kesempatan bagi para mahasiswa untuk berinteraksi langsung dengan kontingen Jepang serta memperdalam pemahaman mereka tentang budaya Jepang. Tidak hanya itu, mahasiswa Undiksha, khususnya dari program studi Bahasa Jepang, juga berpartisipasi aktif dengan menampilkan musik ritmis khas Bali serta berkolaborasi dalam pertunjukan tari yang menggabungkan unsur budaya Jepang dan Bali.
“Kami berharap tahun depan dapat menjalin kerja sama lebih lanjut melalui MOU agar kegiatan ini tidak hanya bersifat seremonial, tetapi juga memberikan hasil konkret dan berkelanjutan,” ujar Eka Prasetya.
Workshop ini juga diharapkan dapat semakin mengukuhkan Buleleng sebagai kota pendidikan yang unggul serta mendorong program-program seni dan budaya yang berkelanjutan.
“Kegiatan ini menjadi langkah awal dalam memperkuat kolaborasi seni dan budaya internasional, khususnya dalam memperkenalkan kekayaan seni tradisional masing-masing negara kepada generasi muda,” imbuhnya.
Sementara itu, Perwakilan IOV UNESCO, Andris Adhitra, menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya lokakarya ini. “Atas nama IOV Indonesia (International Organization of Folk Art – Indonesia), merupakan suatu kehormatan besar bagi saya untuk menyambut Anda semua dalam Lokakarya Bahasa Jepang yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Budaya, Undiksha. Hari ini, kita merayakan hubungan budaya yang mendalam antara Indonesia dan Jepang, dua bangsa yang kaya akan tradisi, ekspresi seni, dan spiritualitas,” ujarnya.
Andris juga menyoroti bagaimana Bali dan Jepang telah lama menjalin hubungan erat dalam bidang seni dan budaya. Banyak seniman dan musisi Jepang datang ke Bali untuk mempelajari seni tradisional, sementara para seniman Bali juga telah berbagi warisan budayanya di Jepang.
“Rasa saling menghormati dan mengagumi antara kedua budaya ini mengingatkan kita bahwa seni dan bahasa memiliki kekuatan untuk menyatukan manusia, memperdalam pemahaman, dan memperkuat persahabatan,” tambahnya.
Sebagai organisasi yang berkomitmen terhadap pelestarian dan promosi warisan budaya takbenda, IOV Indonesia meyakini bahwa bahasa dan budaya adalah jembatan yang menghubungkan bangsa-bangsa.
Kegiatan ini juga disambut hangat oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kerjasama Undiksha Singaraja Gede Rasben Dantes. Menurutnya kegiatan ini sangat menarik dan menjadi pertukaran ilmu bagi budaya indonesia dengan jepang. Diharapkan olehnya, kegiatan ini bisa terus terjalin sehingga kedepan dapat mempromosikan budaya dan seni dikancah internasional.|KMS
Editor : Made Suartha
Discussion about this post