Sebanyak 20 atlet dan 4 Pelatih asal Kabupaten Buleleng memperkuat Kontingen Provinsi Bali dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua, seluruhnya telah sedang menjalani sentralisasi dari KONI Buleleng.
Denpasar, Ni Made Shintya Ratika Dewi (26) pesilat wanita asal Desa Gesing, Kecamatan Banjar, Buleleng, saat ini sedang mematangkan teknik dan menjaga staminanya. Dia adalah salah satu dari 20 atlet dan empat orang pelatih Buleleng di 13 cabang olahraga, yang melaju ke Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua.
Shintya begitu dia akrab disapa, siap berjuang habis-habisan untuk mengharumkan nama Bali. Medali emas sengaja ditargetkannya untuk memacu semangat diri. Saat ini Shintya dan ratusan atlet Bali untuk PON, sedang menjalani sentralisasi dari KONI Buleleng. Mereka difokuskan latihan sejak tanggal 3 Juli – 3 Oktober 2021 mendatang. Shintya akan bertanding di Kelas Tanding B Putri 50-55 kilogram. Untuk mewujudkan cita-citanya, dia berlatih ulet sesuai jadwal yang diberikan KONI Bali. Tiga kali dalam sehari minimal 3,5 jam dia berlatih kebugaran, teknik dan stamina.
Selama menjalani sentralisasi Shintya yang ditemui di Hotel Batu Karu, Denpasar, Sabtu (28/9) mengatakan sejauh ini latihannya masih lancar terkendali. Atlet peraih medali emas di kelas tanding C Putri 55-60 kilogram Porprov 2019 ini mengatakan, sentralisasi pada masa pandemi hanya lebih ketat pada prokes.
“Tidak ada masalah berarti, latihan pandemi hanya berbeda penerapan prokes saja. Harus disiplin juga karena untuk tetap menjaga kesehatan hingga PON nanti,” ucap alumni jurusan Ilmu Keolahragaan (Ikor) Fakultas Olahraga dan Kesehatan (FOK) Undikhsa Singaraja ini.
Untuk mematangkan teknik dalam pertandingan nanti dia didampingi oleh 5 orang pelatih. Shintya pun berharap dapat berusaha maksimal dan memberikan hasil terbaik untuk tanah kelahirannya Bali. Terlebih dia baru pertama kali turun di dalam ajang PON. “Lawannya pasti berat-berat semua apalagi banyak yang dari juara pra PON, pasti persaingannya ketta sekali. Saya lebih fokus pada diri sendiri dulu. Tapi seperti atlet lainnya targetnya pasti maksimal biar dapat emas,” kata dia.
Sementara itu perisapan seluruh atlet di tengah pandemi, membuat KONI Bali benar-benar mnegetatkan prokes. Proses latih tanding yang biasanya dilakukan untuk mengukur kemampuan atlet ditiadakan. Namun diganti dengan latihan dengan tim sparing yang telah disiapkan.
Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua Pelatda Maryoto Subekti yang ditemui di salah satu hotel lokasi sentralisasi kawasan Denpasar, Sabtu 28 Agustus 2021. Peniadaan latih tanding diputuskan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Salah satunya kejadian atlet terkonfirmasi positif Covid-19 jelang diberangkatkan ke Papua. “Kami mengarahkan simulasi intern atlet. Tim sparing memang kami siapkan, tetapi mereka juga ikuti prokes ketat untuk menghindari hal tidak diinginkan pada masa pandemi ini. Seluruh atlet juga mengikuti sentralisasi dengan sangat ketat, syukurnya semua atlet dan pelatih memahami situasi saat ini,” tegas dia.
Maryoto yang juga Wakil Ketua KONI Bali mengucapkan terimakasih kepada KONI Buleleng yang sangat intens memberikan motivasi kepada atlet-atletnya. Pada PON XX di Papua nanti disebutnya Bali akan diperkuat 238 orang atlet yang akan didampingi 66 pelatih di 29 cabang olahraga. (TIM)
Discussion about this post